Potensi Pendapatan dari Pusat Data Microsoft di RI Ditaksir Rp 89 T
Perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Microsoft membangun pusat data (data center) regional di Indonesia. Riset IDC menunjukkan, investasi diperkirakan menciptakan pendapatan baru US$ 6,3 miliar atau sekitar Rp 89 triliun di Tanah Air.
Perkiraan itu dengan mempertimbangkan besarnya ekosistem pelanggan dan mitra lokal di Nusantara. Selain itu, bisnis yang mengonsumsi komputasi awan (cloud) diprediksi dapat menyumbangkan 60 ribu pekerjaan bagi ekonomi lokal selama empat tahun ke depan.
CEO Microsoft Satya Narayana Nadella mengatakan, Indonesia cukup cepat dalam bertransformasi ke digital, terutama saat pandemi corona. “Itulah mengapa inisiatif ekonomi digital yang kami umumkan hari ini sangat penting,” kata dia dalam acara virtual DevCon 2021, Kamis (25/2).
“Kami berinvestasi di Indonesia, sehingga bisnis akan memiliki akses yang lebih cepat ke layanan yang dapat dan mampu menyimpan data di seluruh negeri,” ujar Nadella.
Executive Vice President and President, Global Sales, Marketing and Operations Microsoft Jean-Philippe Courtois menambahkan, perusahaan memiliki komitmen jangka panjang terhadap pertumbuhan Indonesia. “Pengumuman hari ini merupakan investasi paling signifikan dalam kurun waktu 26 tahun hadirnya kami di sini,” katanya.
Ia menyampaikan, kehadiran pusat data lokal akan membuat pebisnis di Indonesia memiliki akses yang lebih cepat terhadap layanan cloud. Selain itu, data disimpan di Tanah Air.
Perusahaan juga berkomitmen untuk menggunakan 100% energi terbarukan atas fasilitas pusat data hingga 2025. Jean menyatakan, Microsoft berkomitmen pula menyediakan akses air bersih dan sanitasi di daerah terpencil di Indonesia.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee mengatakan, pusat data akan dibangun di beberapa wilayah. Setiap zona, memiliki satu atau lebih data center.
“Dengan lokasi fisik berbeda. Mempunyai sumber energi, pendinginan, dan jaringan mandiri untuk melindungi data Anda,” kata dia.
Sedangkan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, investasi dari Microsoft tersebut akan meningkatkan kepercayaan pengusaha di tengah pandemi virus corona. Ini juga menunjukkan bahwa Indonesia menjadi tujuan investasi yang menarik.
Untuk mendukung lebih banyak perusahaan digital global berinvestasi di Indonesia, pemerintah pun menyiapkan regulasi terkait. “Kami menyiapkan kerangka ekonomi digital nasional untuk mengakselerasi perekonomian lewat ekonomi digital,” ujar dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyambut positif investasi tersebut. “Kami akan mendukung upaya investasi di Indonesia dalm rangka meningkatkan potensi ekonomir digital yang meningkat pesat,” katanya.
Selain Microsoft, Amazon Web Services (AWS) tengah membangun pusat data di Jawa Barat, dan ditarget rampung tahun ini. Sedangkan Alibaba Cloud sudah membangun dua pusat data di Indonesia. Mereka juga tengah membuat yang ketiga, dan ditarget beroperasi pada 2021.
Kemudian, Google meluncurkan region Google Cloud Platform (GCP) di Jakarta pada Juni 2020. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah menyampaikan bahwa Google Cloud meminta Indonesia untuk menjadi hub pusat data di Asia.