Instagram Buat Fitur Deteksi Usia dan Batasi Akses Pengguna Remaja
Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Instagram memperbarui kebijakan yang membatasi interaksi pengguna di bawah umur dengan yang sudah dewasa. Anak usaha Facebook ini pun mengembangkan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi usia.
Dengan adanya aturan anyar tersebut, Instagram mempersulit pengguna dewasa mengirim pesan lewat direct message (DM) ke akun remaja yang bukan pengikut (follower). Nantinya, muncul peringatan bahwa pengiriman pesan tidak dapat dilakukan.
"Ini untuk melindungi pengguna di bawah umur dari kontak yang tidak diinginkan," kata Instagram di blog resmi, Selasa (16/3).
Instagram juga akan memberi peringatan kepada pengguna remaja, jika ada pesan yang berpotensi mencurigakan dari orang dewasa yang mereka ikuti (follow). Dengan begitu, mereka dapat melaporkan atau memblokir akun tersebut.
Fitur yang membatasi interaksi itu akan tersedia di beberapa negara pada bulan ini. Namun, Instagram tidak menyebutkan negara mana saja yang bakal menerapkan fitur tersebut.
Anak usaha Facebook itu juga menerapkan kebijakan verifikasi usia saat pendaftaran. Minimal, berumur 13 tahun atau remaja.
Oleh karena itu, Instagram mengembangkan fitur berbasis AI untuk pengenalan usia. "Kami ingin memprediksi lebih lanjut usia orang-orang menggunakan teknologi AI," kata Instagram.
Hal itu karena perusahaan menemukan adanya pengguna yang berbohong perihal usia guna menghindari pembatasan akses. "Meskipun banyak yang jujur tentang usia, kami tahu bahwa pengguna muda dapat berbohong tentang tanggal lahir mereka," ujar Instagram.
Dalam beberapa pekan ke depan, Instagram juga akan mempersulit orang dewasa untuk melihat akun remaja di laman pencarian maupun teman yang disarankan. Secara otomatis, fitur ini bakal menyembunyikan komentar orang dewasa pada unggahan yang dibuat oleh remaja.
Instagram juga mendorong pengguna remaja menggunakan akun privat. Ini supaya mereka dapat mengontrol siapa saja yang dapat melihat dan berinteraksi.
Apabila remaja tidak memilih akun privat saat mendaftar, maka Instagram akan mengirimkan pemberitahuan tentang manfaat fitur ini. Selain itu, bakal diingatkan untuk memeriksa pengaturan akun.
Perusahaan menyampaikan, akan terus berkolaborasi dengan berbagai ekosistem seperti organisasi non-profit di AS, The Child Mind Institute dan ConnectSafely untuk menerbitkan panduan orang tua. Ini supaya orang tua bisa menjaga anaknya saat menggunakan Instagram.
Panduan itu berisi pengaturan privasi terbaru, tips penggunaan Instagram oleh anak, dan pembuka percakapan untuk membantu orang tua menavigasi diskusi dengan anaknya di platform.
Instagram juga berkolaborasi dengan mitra ahli di Argentina, Brasil, India, Jepang, Meksiko, Singapura, serta Indonesia. "Ini melengkapi panduan orang tua yang ada," ujar perusahaan.
Pembaruan kebijakan tersebut dilakukan seelah Uni Eropa menyelidiki Instagram atas dua dugaan penggunaan data pengguna di bawah 18 tahun pada 2020. Investigasi ini dilakukan oleh Komisi Perlindungan Data atau Data Protection Commission (DPC) di Irlandia.
“Kami mengidentifikasi potensi kekhawatiran mengenai pemrosesan data pribadi remaja di Instagram yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Graham dikutip dari Business Insider, Oktober 2020 (20/10/2020). Investigasi dlakukan setelah menerima keluhan dari ilmuwan data asal AS David Stier.
Dalam unggahan di Medium pada 2019 lalu, Stier mengungkapkan telah menemukan celah di Instagram yang memungkinkan data pribadi pengguna remaja terungkap ke publik. Ini terkait alat (tools) untuk beralih dari akun biasa ke bisnis.
Untuk beralih, pengguna harus menambahkan nomor telepon atau alamat email, yang kemudian dapat diakses publik. Sedangkan tidak ada batasan tentang siapa yang dapat mengubah profilnya.
“Banyak anak mengetahui bahwa mereka dapat 'mengklaim' untuk memiliki bisnis, sehingga mereka dapat menambahkan tombol kontak ke halaman profil," tulis Stier.