Decacorn dan Unicorn Indonesia Dominasi Investasi Sepanjang 2020
Laporan Cento Ventures menunjukkan, pendanaan ke startup Asia Tenggara turun 3,5% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 8,2 miliar tahun lalu. Investasi ke perusahaan rintisan Indonesia merupakan yang terbesar, yakni 70%.
“Penurunan pendanaan 3,5% yoy lebih kecil dibandingkan India yang mencapai 31% dan Afrika 38%,” demikian dikutip dari laporan Cento Ventures bertajuk ‘SE Asia Tech Investment FY 2020’, akhir pekan lalu (26/3).
Pada semester I, pendanaan ke startup Asia Tenggara US$ 5,9 miliar. Sedangkan di semester II US$ 2,3 miliar.
Jumlah kesepakatan investasi sepanjang tahun lalu 645, turun dibandingkan 2019 yang mencapai 704. Angkanya sebagai berikut:
Berdasarkan nilainya, Indonesia berkontribusi 70% terhadap total pendanaan. Lalu Singapura (14%), Malaysia (5%), Thailand (5%), Vietnam (4%), dan Filipina (2%).
Sedangkan dari sisi jumlah kesepakatan investasi, Singapura memimpin dengan porsi 37%. Lalu Indonesia (27%), Vietnam (14%), Malaysia (12%), Thailand (6%), dan Filipina (5%).
Besarnya nilai investasi yang diperoleh perusahaan rintisan Indonesia ditopang oleh startup jumbo. “Hampir setengah dari dana yang terkumpul masuk ke unicorn termasuk Grab Holdings, Gojek, Bukalapak, dan Traveloka,” demikian dikutip.
Cento Ventures mencatat, pendanaan lebih dari US$ 100 juta menyumbang 57% dari total investasi.
Gojek meraih pendanaan dari Facebook, PayPal, Google, dan Tencent pada awal tahun lalu. Kemudian, Bukalapak disebut-sebut mendapatkan investasi US$ 100 juta dari Microsoft Corp, GIC Pte dan Emtek. Awal tahun ini, e-commerce itu juga dikabarkan memperoleh dana segar US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun dari Standard Chartered Plc.
Traveloka juga mengumumkan perolehan investasi US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun. Salah satu institusi keuangan global terlibat dalam putaran pendanaan ini. Investor terdahulu (existing investor) seperti EV Growth berpartisipasi.
Perusahaan e-commerce, Tokopedia pun mendapatkan pendanaan dari Google dan Temasek. Meski tidak disebutkan nilainya, unicorn itu berpeluang menjadi decacorn dengan adanya tambahan modal ini.
“Tahun lalu menawarkan alasan kuat untuk menilai kembali bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mempertahankan fungsi vital masyarakat,” kata mitra di Cento Dmitry Levit.
“Investasi dalam transformasi digital ritel, makanan, layanan keuangan, dan logistik melonjak. Kita akan melihat lebih banyak industri bereaksi serupa pada 2021 dan 2022,” kata dia.
Yang menarik, Cento Ventures mencatat bahwa perusahaan fintech Thailand dan Malaysia menempati urutan pertama yang banyak mendapatkan pendanaan pada tahun lalu. Porsinya masing-masing yakni 10% dan 13%.