Luncurkan SuperApp, AirAsia Rambah Taksi dan Ojek Online di Malaysia
Perusahaan asal Malaysia, AirAsia meluncurkan aplikasi super (superapp) airasia.com Oktober tahun lalu (8/10/2020). Maskapai penerbangan ini pun berencana merambah layanan berbagi tumpangan (ride hailing) taksi dan ojek online di Malaysia, seperti Gojek dan Grab.
Pendiri sekaligus CEO AirAsia Tan Sri Tony Fernandes mengatakan, layanan tersebut bakal tersedia setelah pandemi corona usai. "Kami akan segera meluncurkan layanan ride-hailing di Malaysia," kata dia dikutip dari e27, Selasa (30/3).
Ia mengatakan, layanan taksi dan ojek online akan diintegrasikan dengan bisnis penerbangan.
Layanan berbagi tumpangan lebih dulu disediakan oleh Gojek dan Grab di Asia Tenggara. Meski begitu, Fernandes tak merasa tertinggal. Justru AirAsia diuntungkan, lantaran pasarnya sudah terbentuk.
Itu membuat biaya masuk ke pasar menjadi rendah. "Saya tidak perlu membuang semua uang untuk eksperimen, membangun teknologi, melatih pengemudi maupun pasar tentang cara memesan. Mereka (Gojek dan Grab) telah melakukan semuanya untuk saya," kata dia.
Grab sudah hadir di Malaysia sejak 2012, dengan nama GrabTaxi. Perusahaan kemudian memindahkan kantor pusatnya ke Singapura pada 2014. Tahun lalu, decacorn ini menguji coba layanan ojek online di Negeri Jiran.
Di Malaysia, startup lokal Dego Ride juga sudah mencoba layanan ojek online. Pesaing lainnya yakni MyCar, EzCab, Dacsee, Riding Pink, dan MULA.
Sebelum merambah ride-hailing, AirAsia lebih dulu meluncurkan jasa pesan-antar makanan (food delivery) di Singapura. Ini sebagai percontohan untuk layanan pengiriman makanan menggunakan pesawat tanpa awak atau drone.
AirAsia juga meluncurkan layanan pemesanan hotel dan tiket pesawat. Perusahaan menggaet Kiwi.com pada tahun lalu dan menambahkan fitur multi-kota untuk pemesanan tiket di AirAsia.com.
Fitur baru itu memungkinkan pengguna memesan tiket pesawat ke berbagai destinasi domestik di Indonesia dengan sekali klik.
AirAsia juga berencana mengembangkan produk lain yakni logistik yang mendukung pengiriman barang e-commerce. AirAsia akan mengandalkan perusahaan kargo Teleport Indonesia untuk masuk ke pasar logistik.
Maskapai penerbangan itu pun mengungkapkan rencananya memasuki pasar pengiriman produk segar di Singapura. Dengan layanan ini, pengguna dapat memesan ikan impor dari Jepang atau Korea Selatan langsung ke rumah dalam 48 jam.
AirAsia juga ingin menyediakan layanan kesehatan berbasis platform digital. AirAsia akan bersaing dengan Gojek dan Grab yang menghadirkan produk serupa melalui GoMed dan GrabHealth.
Di Indonesia, kedua decacorn itu bekerja sama dengan startup kesehatan yakni Halodoc dan Good Doctor.
AirAsia juga akan merambah sektor keuangan. Perusahaan memiliki BigPay yang diluncurkan pada 2018.
Layanan itu memungkinkan pengguna mengirim, meminjam uang, atau membayar tanpa harus transfer dari bank. Konsumen juga dapat memilih mata uang asing yang ingin dipakai.
Perusahaan juga ingin menyediakan layanan pinjam-meminjam atau teknologi finansial pembiayaan (fintech lending).
Di sektor keuangan, AirAsia juga sudah mengajukan lisensi bank digital di Singapura. Maskapai penerbangan ini akan bersaingan dengan Grab dan induk Shopee yang sudah mendapatkan izin dari otoritas di Negeri Singa.
Upaya perusahaan meluncurkan berbagai layanan digital dilakukan agar bisa bersaing dengan Grab hingga Gojek dalam mengembangkan superapp. Namun, berdasarkan laporan The Edge, perusahaan mengalami kerugian bersih pada kuartal IV 2020 mencapai US$ 5 miliar.