Tesla Cetak Rekor Laba, Pendapatan Rp 150,6 T Termasuk dari Bitcoin
Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS), Tesla membukukan rekor laba bersih kuartalan US$ 438 juta atau sekitar Rp 6,3 triliun selama tiga bulan pertama 2021. Pendapatan tumbuh 74% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 10,39 miliar atau Rp 150,6 triliun.
Pendapatan tersebut melebihi proyeksi analis US$ 10,29 miliar. “Ini juga mencatat dampak positif US$ 101 juta dari penjualan bitcoin selama kuartal pertama,” demikian dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (27/4).
Produsen mobil listrik itu membeli bitcoin US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21 triliun pada Februari (8/2). Saat itu, harganya sekitar US$ 47.031 atau Rp 658,6 juta per koin. Harga mata uang kripto (cryptocurrency) ini sempat menyentuh rekor US$ 64.747 atau Rp 942 juta pada medio April (14/4).
Perusahaan milik Elon Musk itu juga mengirimkan 184.800 mobil Model 3 dan Model Y. Jumlahnya melampaui ekspektasi analis, dan mencetak rekor untuk Tesla.
Elon mengatakan, versi baru sedan Model S akan dikirimkan ke pelanggan mulai Mei dan Model X pada kuartal ketiga. Padahal, pada Januari, ia sempat mengatakan bahwa Model S Plaid yang sudah diproduksi akan dikirimkan mulai Februari.
Namun, “ada lebih banyak tantangan dari yang diperkirakan (terkait produksi model S versi baru,” kata Elon. Tesla sekarang menargetkan untuk memproduksi 2.000 kendaraan Model S dan X per minggu pada akhir tahun.
Perusahaan pun mernargetkan pengiriman kendaraan tumbuh lebih dari 50% tahun ini. Ini menyiratkan bahwa pengiriman minimal sekitar 750 ribu mobil pada 2021.
Tesla mengatakan telah mengatasi kekurangan cip (chipset) yang mengganggu industri otomotif. “Ini sebagian dengan beralih sangat cepat ke mikrokontroler baru, sekaligus mengembangkan firmware untuk cip baru yang dibuat oleh pemasok,” kata dia.
Sedangkan pendapatan dari pembangkit energi dan bisnis penyimpanan tumbuh hampir dua kali lipat yoy. Namun, turun jika dibandingkan kuartal IV 2020.
Baru-baru ini, Tesla menaikkan tarif energi surya 50%. Selain itu, mengharuskan siapa pun yang memesan fotovoltaik surya, termasuk atap, untuk memesan powerwall atau sistem penyimpanan energi untuk rumah. Perubahan harga ini berlaku surut.