Tips Menjadi ‘Investor Malaikat’: Suntik Lebih dari Satu Startup
Jumlah startup di Indonesia merupakan yang terbanyak kelima di dunia, yakni mencapai 2.305 berdasarkan data Startup Ranking. Beberapa orang pun berinvestasi di perusahaan rintisan menggunakan dana pribadi.
Mereka biasanya disebut investor malaikat atau angel investor. Ternak Uang menyebutkan, angel investor adalah mereka yang menyediakan pembiayaan untuk startup dengan imbalan kepemilikan saham.
Angel investor biasanya menyuntik startup pada tahap awal. Alih-alih meminjamkan uang, mereka menerima kepemilikan saham di perusahaan dengan imbalan dana yang dikontribusikan.
Besaran dana yang diberikan oleh angel investor bervariatif, tetapi umumnya berkisar US$ 25 ribu – US$ 500 ribu. Modal yang disediakan dapat berupa suntikan investasi satu kali untuk membantu startup memulai dan melanjutkan bisnis.
Co-Managing Partner Absolute Confidence Aryo Ariotedjo membagikan lima tips untuk menjadi angel investor:
1. Alokasikan dana sekitar 10% - 20% dari total kekayaan
Investasi yang diberikan kepada startup berasal dari kocek pribadi. Ini berarti, calon investor wajib memikirkan kelangsungan hidup diri sendiri sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Berdasarkan pengalaman Aryo, ia hanya mengalokasikan dana sekitar 10% - 20% dari total kekayaannya untuk diinvestasikan kepada startup. "Investasi tidak boleh di atas 20% dari total kekayaan,” katanya dalam keterangan pers, Kamis (24/3).
Sebab, menjadi angel investor termasuk dalam kategori investasi berisiko tinggi, meskipun imbal hasil yang diperoleh tinggi juga. “Kalau salah skenario, kita bakal kehilangan segalanya (kekayaan)," kata dia.
2. Wajib memiliki lebih dari satu portofolio startup
Ini untuk mengantisipasi adanya kerugian dari startup yang mendapatkan pendanaan. "Kalau ada dana, coba investasi di beberapa startup atau UMKM,” ujar dia.
Ia mencontohkan, dana 20% dari total kekayaan diinvestasikan ke lima sampai 10 startup. “Seandainya satu tutup atau bangkrut, maka rasio untungnya masih ada 50%,” kata Aryo.
“Bagaimana kalau keduanya (startup yang disuntik) mati? Hilang semuanya. Tapi kalau dari 10, masa iya tidak ada yang jadi (sukses)," tambahnya.
3. Jeli memilih startup
Menurutnya, angel investor itu kompetitif. Oleh karena itu, perlu jeli dalam memilih startup untuk didanai.
"Cari startup yang tidak hanya memposisikan kita sebagai sumber pendanaan, tapi mencari 'hidden gems' yang punya dampak besar bagi masyarakat,” kata dia.
“Lihat kelebihan yang dibawa oleh startup tersebut. Mereka yang seperti ini biasanya akan melibatkan kita sebagai investor dalam setiap usaha yang mereka jalankan. Tidak hanya berorientasi pada hasil," tambah Aryo.
4. Selaras dari sisi visi dan misi
Menurut Aryo, harus ada keselarasan antara visi dan misi startup dengan proyeksi hasil yang akan didapat. Bukan sekadar kesepakatan bisnis yang bagus saja, tetapi juga bisa memberi gambaran tentang kontinuitas bisnis yang dijalankan dalam jangka waktu tertentu.
"Jangan buat deal yang bagus, tapi luar biasa bagus. Jangan (mencari startup) yang setengah-setengah!” katanya.
5. Jangan berfokus pada kepemilikan
Menurutnya, angel investor harus berfokus pada nilai atau valuasi startup yang akan didanai. Semakin besar valuasi perusahaan rintisan, maka semakin besar keuntungan yang akan didapat.
"Apalagi kalau berinvestasi pada multi-perusahaan. Untungnya akan berlipat ganda," ujar Aryo.