Startup Kuliner Hangry Raih Pendanaan Rp 316 Miliar
Hangry mengumumkan pendanaan ekuitas dan pinjaman terbaru US$ 22 juta atau setara Rp 316 miliar. Pendanaan ini membuat startup kuliner multi-brand ini berhasil mengumpulkan US$ 35 juta, jika digabungkan dengan pendanaan ekuitas seri A tahun lalu.
Equity funding yang kali ini diumumkan, dipimpin oleh investor baru Hangry yaitu Journey Capital Partners. Investor lain yang berpartisipasi yakni Orzon Ventures, Sassoon Investment Corporation (SassCorp), dan Alpha JWC Ventures.
Sedangkan pendanaan pinjaman diikuti oleh Genesis Alternative Ventures dan Innoven Capital.
Hangry berencana menggunakan dana segar tersebut untuk melanjutkan ekspansi bisnis. Startup kuliner ini akan mengakuisisi brand-brand kuliner, membangun brand in-house baru, dan memaksimalkan ekspansi nasional.
“Hangry berhasil membangun bisnis yang berfokus pada layanan pesan antar. Tidak berhenti di situ, kami ingin mempersembahkan brand unggulan kepada orang-orang di seluruh dunia,” ujar Co-founder sekaligus CEO Hangry Abraham Viktor dalam keterangan pers, Senin (18/4).
“Oleh karena itu, kami mengakuisisi brand F&B lain sehingga Hangry dapat memiliki beberapa merek pemenang, dan dapat dengan lebih cepat mencapai visi,” tambah dia.
Hangry mengembangkan konsep cloud kitchen dan multi-brand. Cloud kitchen adalah restoran berbasis komputasi awan (cloud). Konsumen hanya bisa memesan secara online.
Sejak pertama kali dibuka pada November 2019, Hangry meluncurkan beberapa brand dengan jenis menu yang bervariasi yakni:
- Moon Chicken by Hangry yaitu ayam goreng ala Korea
- San Gyu by Hangry, masakan asli Jepang
- Ayam Koplo by Hangry, berbagai hidangan ayam tradisional
Semuanya dibanderol mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 70.000 per porsi. Layanannya juga memiliki peringkat rata-rata 4,7 dari skala lima di berbagai platform pengiriman.
Hangry pun gencar mengakuisisi merek lain. Merek pertama yang diakuisisi yakni Accha, pelopor dan pemimpin pasar soul food India yang telah hadir Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan wilayah Jawa Barat lainnya.
“Kami selalu bercita-cita membangun brand dengan hidangan berkualitas yang dapat dinikmati di seluruh dunia. Berasal dari Indonesia, Hangry tidak hanya akan membangun brand sendiri tetapi juga mengakuisisi brand F&B terdepan lainnya,” kata Abraham.
Setelah meraih pendanaan kali ini, Hangry menargetkan ekspansi secara regional mulai dari 2024. Selain itu, memperluas dan menambah lebih banyak outlet secara nasional.
Kemudian, mengakuisisi brand-brand kuliner unggulan lainnya. Lalu, membangun brand-brand secara in-house untuk menjangkau berbagai target pelanggan.
Sejak 2019, Hangry membuka lebih dari 70 outlet. Pendapatan tumbuh lebih dari 23 kali lipat.
Hal itu sejalan dengan meningkatnya penggunaan layanan pesan-antar makanan di tengah pandemi corona, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:
Selain itu, Hangry menjual lebih dari sepuluh juta porsi makanan dan minuman selama 2019 - 2021. Kini, Hangry menjual lebih dari satu juta porsi produk per bulan dari empat brand.
Abraham optimistis, pencapaian itu akan terus meningkat seiring bergabungnya Accha ke keluarga Hangry. “Menambahkan brand baru selalu menjadi bagian dari rencana kami, karena konsep Hangry adalah perusahaan multi-brand dan multi-channel,” ujarnya.
“Baik itu membangun brand baru atau mengakuisisi brand lain, kami akan mengelola brand-brand yang dapat menjadi juara dalam kategorinya dan siap secara global,” tambah Abraham.
Ia menyampaikan, langkah tersebut akan dibantu dengan kekuatan dari investor baru. Journey Capital Partners unggul dalam strategi bisnis dan aspek operasional.
Lalu, Orzon Ventures dengan pengalaman kuat pada bisnis F&B di kawasan ASEAN melalui restoran populer di Thailand. Sassoon Investment Corporation (SassCorp) dengan jaringan F&B yang luas, yaitu kedai kopi terkemuka di Singapura.
“Sebagai investasi perdana ke dalam ekosistem teknologi Asia Tenggara, kami sangat yakin bahwa Hangry memiliki semua komponen yang tepat untuk menjadi yang terdepan di Indonesia maupun di kawasan regional,” kata Managing Partner Journey Capital Partners Choo Weng Kin.
Menurutnya, Hangry memposisikan perusahaan dengan tepat untuk mengikuti tren layanan pesan antar makanan. Hangry juga sukses berkembang melalui brand dan outlet yang dimiliki.
“Melalui investasi ini, kami berharap dapat mendukung Hangry secara strategis dalam operasionalnya menuju tujuan ekspansi nasional dan regional mereka,” kata dia.
Sedangkan Partner di Alpha JWC Ventures Eko Kurniadi menyampaikan, Hangry terbukti selangkah lebih maju dari bisnis kuliner lainnya. Akuisisi brand eksternal baru-baru ini dinilai inovatif untuk bisnis kuliner dan dapat meningkatkan kualitas model bisnis Hangry sebagai perusahaan multi-brand.
“Kami menantikan pertumbuhan pesat dari Hangry serta brand-brand-nya,” katanya.