Bos Lazada soal Resesi dan Inflasi: Persaingan E-Commerce Berkurang
CEO Lazada Group James Dong mengatakan bahwa pasar memang tengah menghadapi ancaman resesi ekonomi hingga tingginya inflasi. Menurutnya hal ini akan mengurangi sedikit persaingan di e-commerce.
Sebelumnya Lazada memang bersaing dengan Shopee di Asia Tenggara dan Tokopedia di Indonesia. Namun kini, raksasa teknologi seperti TikTok dan Facebook ikut merambah sektor e-commerce, termasuk di Asia Tenggara.
“Saya pikir e-commerce atau industri digital di Asia Tenggara berkembang sangat cepat. Kami menilainya, sedikit terlalu cepat,” kata James dalam diskusi terbatas di Lazada One, Singapura, Kamis (1/9).
Menurutnya, hal itu terjadi karena konsumen beralih ke metode berbelanja digital selama pandemi corona. Setelah kasus Covid-19 menurun pun minat berbelanja di e-commerce tidak surut.
Namun di satu sisi, perusahaan teknologi akan berfokus pada keuntungan atau kerugian (profit and loss) di tengah kondisi makroekonomi saat ini. “Kami melihat kompetisi yang lebih bijaksana mulai saat ini hingga beberapa tahun ke depan karena perubahan makroekonomi,” katanya.
“Jadi, kompetisi tidak akan sehebat sebelumnya,” tambah James.
Lazada pun berfokus menggenjot keuntungan dan volume transaksi di tengah ancaman resesi dan tingginya inflasi. Selain itu, berfokus untuk tumbuh berkelanjutan.
Caranya, dengan mengembangkan bisnis dari sisi teknologi. Misalnya, Lazada menggunakan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) guna mempercepat pengiriman barang.
Selain itu, Lazada menggenjot investasi di pasar potensial. E-commerce asal Singapura ini pun baru-baru ini menyuntik modal startup teknologi finansial (fintech) Indonesia, DANA.
Hal itu dilakukan karena Lazada berfokus pada lokalisasi. Raksasa teknologi ini pun menggandeng perusahaan lokal supaya bisa lebih memahami konsumen.
“Kami membangun kemitraan dengan ‘pemenang’ lokal. Ini adalah cara terbaik. Kami tidak perlu menduplikasi upaya seperti yang dilakukan oleh pemain lain di pasar ini. Kami dapat bekerja sama dalam melayani konsumen,” katanya.
Selain itu, Lazada berfokus menggaet brands dan membangun kepercayaan konsumen dalam berbelanja melalui LazMall. CBO Lazada Group James Chang mengatakan, pembeli aktif di laman LazMall meningkat tiga kali lipat.
Di Indonesia, LazMall pun telah menggaet sekitar 6.000 brands baik lokal maupun internasional. “Permintaan sangat kuat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek),” kata dia dalam kesempatan berbeda di Lazada One, Singapura, Kamis (1/9).
Namun, ia tidak memerinci kontribusi Jabodetabek terhadap keseluruhan transaksi di LazMall di Indonesia. Ia menyampaikan bahwa perusahaan akan menawarkan layanan berbeda dibandingkan platform lain, seperti jaminan dan pengiriman di hari berikutnya.
“Kami sudah berinvestasi di banyak hal, seperti logistik,” ujar dia.