Strategi GoFood Gojek Genjot Transaksi di Tengah Ancaman Resesi
IMF, Bank Dunia hingga JP Morgan melihat ada peningkatan risiko resesi ekonomi global tahun depan. Gojekpun menjabarkan strategi untuk meningkatkan transaksi GoFood di tengah kondisi ini.
Head of Food and Platform Merchant Marketing GoTo Felicia Wijaya mengatakan akan terus memberikan pelatihan kepada para mitra penjual (merchant) GoFood. “Kami beri encouragement supaya mereka bisa bertahan terus," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (17/10).
Salah satu hal yang dibahas dalam pelatihan tersebut yakni pentingnya memperbarui menu. Gojek juga memberikan pelatihan mengenai cara mengelola keuangan.
Felicia mencontohkan startup kuliner Teguk yang ekspansi ke New York, Amerika Serikat (AS). “Kami berharap para merchant dapat terinspirasi dan berekspansi," katanya. "Mereka juga punya strategi dan rencana masing-masing.”
Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial Bayu Ramadhan menyampaikan, jumlah mitra usaha GoFood 1,4 juta per Oktober. Hampir seluruhnya atau 99% di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Secara rasio potensinya masih sama, namun jumlahnya bertumbuh,” kata Bayu.
Berdasarkan hasil riset Badan riset Tenggara Strategics pada Juni, GoFood merupakan layanan pesan antar makanan paling diingat/top of mind. Sebanyak 50% responden memilih layanan Gojek ini.
Sebanyak 76% juga mengunduh layanan Gojek. Selain itu, GoFood tercatat menjadi layanan pesan-antar makanan yang paling banak digunakan oleh konsumen di Indonesia.
Nilai transaksi GoFood menurut Tenggara Strategics Rp 30,65 triliun. Rinciannya sebagai berikut:
Riset ini dilakukan pada 10-14 Juni dengan metode wawancara tatap muka. Riset melibatkan 1.200 responden di enam kota dengan tingkat kepercayaa 95% dan margin of error kurang lebih 2,8%.
