Tower Bersama akan Jual Surat Utang Rp 9 Triliun untuk Lunasi Pinjaman
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana menerbitkan surat utang (notes) US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,1 triliun. Hal itu dilakukan untuk melunasi utang pinjaman investasi (refinancing).
Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan, surat utang yang diterbitkan berdenominasi mata uang asing dan rencananya dirilis pada Semester I 2019. Jatuh tempo utang pokok maksimal 10 tahun dengan bunga 10%.
Ia mengatakan, perusahaan sudah mendapat persetujuan dari para pemegang saham. "Rencananya kami akan menerbitkan di Singapura. Tapi untuk detail rencana penerbitan belum bisa dipastikan," kata Helmy ditemui usai RUPSLB di Jakarta, Rabu (30/10).
Sebelumnya, Tower Bersama mengumumkan keterbukaan informasi terkait pembiayaan. Perseroan memberikan jaminan bersama terkait lindung nilai (hedging) atas pinjaman yang diperoleh anak usahanya.
(Baca: Dua Emiten Menara Telekomunikasi Berutang untuk Ekspansi & Refinancing)
Kelompok entitas anak TBIG mendapat fasilitas pinjaman senilai US$ 375 juta dari konsorsium perbankan, yang terdiri dari 13 bank dalam dan luar negeri pada 28 Juni lalu. Margin bunganya 1,85% per tahun untuk kreditur dalam negeri dan 1,75% untuk kreditur asing.
Anak usaha TBIG dapat menarik fasilitas kredit ini minimal US$ 5 juta. Pinjaman ini juga dijaminkan dengan cross guarantee antarkelompok entitas anak. Jatuh tempo kredit ini pada Januari 2025.
Sebagai informasi, hingga Semester I 2019 perusahaan penyediaa infrastruktur telekomunikasi tersebut telah memiliki 26.713 tenant, dengan total tower 15.344. Perusahaan menargetkan 3.000 tenant dan 1.000 tower hingga akhir tahun ini.
(Baca: Akuisisi Gihon, Tower Bersama akan Buka Penawaran Tender)
Pada Juli lalu, TBIG mendapat fasilitas pinjaman US$ 375 juta atau setara dengan Rp 5,3 triliun (kurs: Rp 14.141 per US$) dari konsorsium perbankan. Fasilitas pinjaman yang diberikan kepada entitas anak ini, akan digunakan untuk membayar lebih awal pinjaman Fasilitas A sebesar US$ 400 juta.
Dalam keterbukaan informasi yang diunggah ke Bursa Efek Indonesia, Selasa (2/7) dijelaskan, fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada Januari 2025 mendatang. "Dampak dari penerimaan fasilitas pinjaman US$ 375 juta ini adalah untuk memperpanjang rata-rata tenor struktur utang perusahaan," tulis keterbukaan informasi yang ditandatangani oleh Direktur Tower Bersama, Helmy Yusman Santoso.
(Baca: Tower Bersama Akan Kuasai 51% Saham Visi Telekomunikasi Infrastruktur)