Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah karena AS-Tiongkok Memanas

Agatha Olivia Victoria
23 Juli 2020, 09:42
Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah karena AS-Tiongkok Memanas
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Ilustrasi, karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020).

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,3% ke level Rp 14.605 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pasar spot pagi, hari ini (23/7). Namun, mata uang Garuda berpotensi melemah karena hubungan AS dan Tiongkok kembali memanas.

Selain rupiah, beberapa mata uang Asia menguat terhadap dolar AS pada pagi ini. Dikutip dari Bloomberg, yen Jepang menguat 0,02%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,09%, dolar Taiwan 0,07%, dan ringgit Malaysia 0,02%.

Sedangkan won Korea Selatan melemah 0,22%, peso Filipina 0,07%, rupee India 0,02%, yuan Tiongkok 0,06%, dan baht Thailand 0,01%.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah berpotensi melemah hari ini. Sebab, ketegangan antara AS dan Tiongkok meningkat.

AS meminta Tiongkok menutup konsulat di Houston. Alasannya, AS melihat ada indikasi kegiatan mata-mata. "Ini berpotensi melemahkan nilai tukar emerging market terhadap dolar AS," ujar Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (23/7).

Apalagi, Tiongkok berpeluang membalas keputusan AS tersebut. Hal ini tentu akan memperburuk hubungan di antara kedua negara, yang dikhawatirkan merembet ke isu perdagangan.

"Hubungan perdagangan yang kurang baik antara dua ekonomi terbesar dunia bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global," kata dia.

Selain itu, pasar masih mengkhawatirkan peningkatan kasus positif Covid-19. Meskipun, usaha penemuan vaksin virus corona mengalami kemajuan.

Maka dari itu, ia memperkirakan rupiah berpotensi melemah hari ini. Setidaknya, mata uang Garuda diprediksi bergerak di kisaran Rp 14.600-14.800 per dolar AS.

Dikutip dari Worldometers, kasus positif virus corona secara global mencapai 15,37 juta. Sebanyak 630.193 di antaranya meninggal dunia, dan 9,35 juta orang sembuh.

AS masih menjadi negara dengan kasus terbanyak yakni 4,1 juta. Kemudian ada Brasil 2,23 juta, India 1,24 juta, Rusia 789.190, dan Afrika Selatan 394.948.

Indonesia berada di peringkat 24 dengan total kasus 91.751 per kemarin. Dari jumlah tersebut 4.459 orang meninggal dunia dan 30.075 pulih.

 Penulis/Reporter: Agatha Olivia Victoria

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...