ASEAN, Pasar E-Commerce yang Belum Tergarap

Aria W. Yudhistira
Oleh Aria W. Yudhistira - Tim Publikasi Katadata
1 Desember 2015, 15:09
Petugas Kantor Pos sedang mengatur paket barang yang akan dikirim ke sejumlah daerah.
Arief Kamaludin|KATADATA

Masalah kedua adalah pengiriman. Selain Singapura, jaringan pengiriman barang di negara-negara Asia Tenggara masih belum memadai. Jasa pengiriman pos sering tidak bisa diandalkan . Selain itu, jasa pengiriman logistik juga belum siap menangani paket kecil dengan volume tinggi.

Persoalan ketiga adalah marketing. Dibandingkan Tiongkok, penjualan online di ASEAN lebih rumit. Perbedaan budaya, bahasa dan peraturan membuat pelaku usaha online kesulitan menyesuaikan portal mereka sehingga bisa beroperasi di berbagai negara ASEAN.  

Meski rendah dan menghadapi kendala, namun potensi pasar ASEAN cukup menjanjikan seiring pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduknya yang besar. Ini ditunjukkan dengan masuknya sejumlah perusahaan e-commerce dunia ke kawasan ini.

Rakuten misalnya, yang mendirikan kantor pusat Asia Tenggara di Singapura pada 2013. Kemudian Alibaba, raksasa e-commerce asal Tiongkok membeli 10 persen saham Singapore Post pada Juni 2014. Ini menjadi sinyal Alibaba ingin melebarkan pasar ke kawasan ASEAN. Sedangkan di Indonesia, Tokopedia mendapatkan suntikan hingga US$ 100 juta dari SoftBank Corp dan Sequoia Capital pada Oktober 2014.

Peluang dan Tantangan E-Commerce ASEAN
Peluang dan Tantangan E-Commerce ASEAN (Katadata)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...