Bos Tokopedia Ungkap Alasan Merger dengan Gojek di Hadapan DPR
Unicorn Tokopedia dan decacorn Gojek memutuskan merger dan membuat entitas gabungan bernama GoTo sejak Mei lalu. Pendiri dan juga CEO Tokopedia William Tanuwijaya menjelaskan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai alasan merger kedua perusahaan tersebut.
William menyatakan langkah merger bukan merupakan konsolidasi bisnis dan bukan karena tekanan investor. "Merger dengan Gojek bukan konsolidasi, karena Gojek dan Tokopedia bukan merupakan perusahaan sejenis," kata William dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI pada Rabu (15/9).
Menurutnya, Tokopedia merupakan perusahaan e-commerce, sedangkan Gojek perusahaan layanan on-demand. Alhasil, ketika merger terjadi, persaingan di pasar masing-masing akan tetap ada.
Konsumen di tiap layanan pun masih mempunyai opsi layanan lainnya di luar Tokopedia dan Gojek. Untuk layanan e-commerce misalnya, Tokopedia masih bersaing dengan Shopee, Bukalapak, hingga Lazada.
Sedangkan di layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) dari Gojek, konsumen masih punya opsi menggunakan Grab hingga Maxim.
William juga mengatakan upaya merger untuk siap menghadapi persaingan global. "Tujuan kami merger adalah untuk berkompetisi di global, bukan karena dorongan investor," katanya.
Ia mengatakan, kedua perusahaan mempunyai misi yang sama agar bisa bersaing di tingkat global. Namun, misi tersebut sangat sulit apabila dilakukan sendiri. Perusahaan global menurutnya memiliki modal kerja 10 hingga 1.000 kali lipat lebih besar dibandingkan perusahaan Indonesia.
William mengatakan memiliki kesamaan visi dengan CEO Gojek Kevin Aluwi dan Co-CEO Gojek Andre Soelistyo. "Kami ingin Gojek dan Tokopedia bersatu menjadi GoTo membawa nama Indonesia di panggung dunia," kata dia.
Menurutnya, sejak merger kedua perusahaan telah menggabungkan sejumlah ekosistem. Misalnya, ada 12 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergabung di GoTo.
Grup GoTo juga akan berkontribusi lebih dari 2% kepada total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sedangkan, total dari Gross Transaction Value (GTV) secara Grup akan menjadi lebih dari US$ 22 miliar atau Rp 314 triliun. Secara grup, GoTo juga telah mencapai lebih dari 1,8 miliar transaksi.
CEO GoTo Andre Sulistyo sebelumnya juga mengatakan GoTo akan membentuk ekosistem digital yang unik. "GoTo akan memberikan lebih banyak solusi dan kemudahan dalam keseharian konsumen," katanya dalam siaran pers, Mei lalu (17/5).
Executive Director ICT Institute Heru Sutadi memprediksi merger Tokopedia dan Gojek akan saling melengkapi. “Penggabungan akan memperkuat ekosistem kedua perusahaan. Ujungnya semakin mengukuhkan posisi keduanya dalam bisnis digital di Indonesia," ujar Heru.
Merger dua perusahaan juga otomatis membuat valuasi kedua decacorn semakin besar. Bahkan, berdasarkan data dari CB Insight, GoTo mempunyai potensi untuk meraih valuasi sekitar US$ 40 miliar atau sekitar Rp 570 triliun.