Penjualan Kebutuhan Pokok hingga Mainan di Lazada Meroket
Lazada mencatatkan peningkatan penjualan produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) enam kali lipat selama 2019 hingga 2022. Barang yang dimaksud termasuk kebutuhan pokok (groceries), kebutuhan ibu dan anak, kesehatan, kecantikan, serta mainan.
VP FMCG Lazada Indonesia Lia Kurtz mengatakan, jumlah penjual produk FMCG melonjak 10 kali lipat. Sedangkan jumlah konsumen yang berbelanja barang kategori ini meningkat delapan kali lipat.
Produk kesehatan menjadi yang paling pesat pertumbuhannya. "Ini terdorong oleh pandemi Covid-19," kata Lia dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/3).
Produk kesehatan seperti pembersih tangan atau hand sanitizer, masker, dan vitamin diburu pembeli saat pandemi corona.
Kemudian, produk kecantikan banyak diminati konsumen di Lazada. Kemudian kebutuhan pokok.
Lazada mengandalkan sejumlah strategi untuk mendongkrak penjualan produk FMCG. Salah satunya, agresif berkolaborasi dengan merek-merek FMCG dalam dua tahun terakhir.
"Kami berkerja sama dengan Unilever, PNG, L'oreal, Danone Nestle hingga Frisian flag," katanya. "Semua yang dicari ibu-ibu kami siapkan di Lazada.”
Lazada juga membuat menu pencarian khusus misalnya, Lazada Baby Store yang menyediakan kebutuhan ibu dan anak.
Tahun lalu, e-commerce asal Singapura itu meluncurkan menu khusus kebutuhan pokok Lazada Daily Store. "Ternyata animonya tinggi," ujar dia.
Selain itu, Lazada mengandalkan kemampuan teknologi. "Kami memakai algoritme agar saat pengguna mencari produk, otomatis sistem bekerja membantu mereka mendapatkan rekomendasi produk. Ini agar relevan dengan kebutuhan," katanya.
Berdasarkan riset dari Kantar 2021, porsi pengeluaran sektor rumah tangga untuk FMCG memang meningkat dari 19% pada 2020 menjadi 20% tahun lalu. Pengeluaran untuk produk makanan segar juga meningkat dari 25% menjadi 26%.
Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus mengatakan bahwa permintaan FMCG melonjak selama pandemi Covid-19. “Peluang pasar di FMCG terbuka baik sebelum dan sesudah pandemi virus corona,” ujarnya pada 2020.
Tingginya permintaan bahan pokok tecermin pada Databoks di bawah ini:
Akan tetapi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sektor perdagangan termasuk FMCG sempat terkontraksi 7,57% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II 2020. Heri menilai, digitalisasi dapat mendongkrak industri ini.
"Solusinya bagaimana supaya produsen dan konsumen tersentuh digitalisasi itu," ujarnya.