Transaksi E-Commerce Indonesia Naik 23% Jadi Rp 108,5 T pada Kuartal I
Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian mencatat, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp 108,54 triliun pada kuartal I. Nilainya melonjak 23% secara tahunan (year on year/yoy).
“Era pandemi corona justru mendorong akselerasi penggunaan teknologi digital,” kata Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam Webinar Digitalisasi sebagai Sarana Pencegahan Korupsi di Jakarta, Rabu (3/8).
Susiwijono mengatakan, pandemi Covid-19 merupakan momentum yang mendorong adopsi digital oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Ada 21 juta konsumen baru layanan digital Indonesia selama Maret 2020 sampai semester I 2021.
Sebanyak 72% di antara konsumen baru layanan digital itu berasal dari rural area.
Sebanyak 98% pedagang online pun menggunakan pembayaran digital.
Peningkatan transaks e-commerce di Indonesia sejalan dengan perkembangan ekonomi internet ASEAN
Ekonomi digital di ASEAN meningkat 49% yoy tahun lalu. Indonesia menyumbang 40% atau Rp 997 triliun.
"Perkembangan ekonomi digital luar biasa dibandingkan semua negara ASEAN. Indonesia porsinya sekian kali lipat dibandingkan negara ASEAN lainnya dan diprediksi terus tumbuh sangat signifikan,” kata Susiwijono.
Penopang utama ekonomi digital Indonesia yakni:
- E-commerce US$ 53 miliar pada 2021, dan diprediksi naik menjadi US$ 104 miliar pada 2025
- Transportasi dan makanan US$ 6,9 miliar pada 2021 dan diprediksi meningkat menjadi US$ 16,8 miliar pada 2025
- Media online US$ 6,4 miliar pada 2021 dan diramal menjadi US$ 15,8 miliar pada 2025
- Pariwisata US$ 3,4 miliar pada 2021 dan akan meningkat menjadi US$ 9,7 miliar pada 2025
Berdasarkan negara tujuan utama konsumen Indonesia untuk melakukan transaksi cross border yakni:
- Cina 41%
- Amerika Serikat 10%
- Singapura 10%
"Proyeksi nilai transaksi cross border e-commerce (B2C) Indonesia meningkat 90,08% yoy pada 2021,” ujar Susiwijono.