Penyebab Shopee PHK, Tutup Layanan, dan Mulai Kejar Untung

Desy Setyowati
28 September 2022, 14:36
sea group, phk, Shopee
shopee
Ilustrasi platform Shopee

Shopee melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK dan menutup layanan di beberapa negara belakangan ini. Perusahaan Singapura ini mulai berfokus mengejar keuntungan, yang lebih dulu digaungkan oleh Grab dan Gojek.

Kontributor The Motley Fool Jon Quast menyampaikan, induk Shopee yakni Sea Ltd mendapatkan penghasilan utama dari lini bisnis gim Garena pada 2017. Sebagian besar pendapatan diraih dari pasar di Asia.

Sejak saat itu, Sea Ltd memperluas sumber pendapatan lewat Shopee dan layanan keuangan SeaMoney. Perusahaan teknologi Singapura ini bahkan memperluas pasar ke Eropa dan Amerika Latin.

Kini, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan pada lini bisnis Garena turun 55% dari tahun ke tahun (year on year/yoy) menjadi US$ 333,6 juta pada kuartal II.

Sebagian karena game Free Fire dilarang di India. Selain itu, secara umum pasar video game menurun. Garena pun melakukan PHK terhadap sekitar 15% staf.

Shopee juga menutup layanan di beberapa negara di Eropa dan Amerika Latin. E-commerce ini juga melakukan PHK di Indonesia pekan lalu.

Quast mencatat, Sea Ltd tumbuh sangat cepat. “Tetapi hal ini dilakukan dengan sangat bergantung pada kas dari aktivitas pendanaan,” kata dia dikutip dari Nasdaq, minggu lalu (20/9).

Rinciannya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Perbandingan pendapatan dan uang yang didapat Sea Ltd dari pendanaan
Perbandingan pendapatan dan uang yang didapat Sea Ltd dari pendanaan (The Motley Fool)

“Itu tidak bisa terus-menerus ‘dicelupkan ke dalam pot madu’ sekarang, karena lingkungan ekonomi makro berbeda,” demikian dikutip. Pot madu diartikan sebagai umber uang yang substansial.

CEO Sea Ltd Forrest Li sempat mengatakan bahwa perusahaan berjuang di era kenaikan suku bunga acuan, lonjakan inflasi, dan pasar yang bergejolak. Ia juga menyampaikan, investor beralih ke investasi yang aman di tengah situasi ekonomi sekarang ini.

“Investor sekarang kurang bersedia meminjamkan uang kepada perusahaan seperti Sea Ltd tanpa menuntut tingkat pengembalian yang jauh lebih tinggi. Pada dasarnya, persyaratan untuk meminjam uang tidak semenarik dulu,” kata Quast.

Belum lagi, bank sentral Amerika Serikat (AS) Thed Fed mengerek suku bunga. Hal ini membuat likuiditas berkurang, yang berdampak pada penurunan valuasi saham.

Kapitalisasi pasar induk Shopee pun melorot dari sekitar US$ 200 miliar pada Oktober 2021 menjadi US$ 30,67 miliar kemarin (27/9) menurut data YCharts.

Menurut Quast, Sea Ltd dapat mengumpulkan dana dengan mencairkan saham seperti yang dilakukan di masa lalu. Tetapi persyaratannya jauh kurang menarik.

Sea Ltd bukan satu-satunya perusahaan yang melakukan pivot di tengah situasi pasar saat ini. Pivot adalah melakukan perubahan strategi untuk mengarahkan bisnis ke situasi yang menguntungkan atau diinginkan.

Induk Snapchat, Snap juga mengirimkan memo untuk karyawan terkait rencana perusahaan mengubah strategi bisnis. Korporasi meluncurkan divisi teknologi augmented reality (AR), tetapi memangkas proyek seperti drone selfie.

Sea Group Menekan Pertumbuhan Shopee

Berdasarkan laporan keuangan kuartal II, Sea Ltd mencatatkan peningkatan piutang pinjaman US$ 757 juta dan pembelian aset tetap US$ 540 juta untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Itu artinya, “cukup dengan membatasi pengeluaran (yang bisa digunakan) untuk menggenjot Shopee, akan secara substansial mendorong keseluruhan bisnis menuju titik impas alias break even point (BEP) atau minimal tidak rugi,” ujar Quast.

Sea Ltd pun menutup layanan Shopee di Argentina, Kolombia, Cili, dan Meksiko.

Padahal, Shopee menyumbang hampir 59% dari keseluruhan pendapatan Sea Ltd pada kuartal II. Pertumbuhan pendapatan lini bisnis e-commerce ini pun 51% atau lebih tinggi dari keseluruhan perusahaan 29%.

Dengan cara tersebut, Sea Ltd berfokus mencapai arus kas positif sesegera mungkin, supaya bisa bertahan 12 sampai 18 bulan ke depan.

Shopee pun melakukan PHK di Indonesia pekan lalu. Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menyampaikan, keputusan inimerupakan langkah terakhir yang harus ditempuh.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal dalam keterangan pers, Senin (19/9). 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...