Riset KIC: 67% Penduduk Indonesia Bukan Pengguna Aktif E-commerce

Syahrizal Sidik
5 Oktober 2023, 21:27
Riset KIC: 67% Penduduk Indonesia Bukan Pengguna Aktif E-commerce
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Warga menggunakan perangkat elektronik untuk berbelanja daring di salah satu situs belanja daring atau e-commerce.

Katadata Insight Center (KIC) dan Evermos, platform social commerce meluncurkan laporan yang mengidentifikasi pola dan perilaku konsumen dan brand lokal guna memberikan wawasan mengenai pertumbuhan merek lokal di Indonesia bertajuk “Beyond the Digital Frontier: Bagaimana Saluran Offline Memacu Kemajuan Merek Lokal”.

Metode riset dilakukan melalui tatap muka dilakukan untuk mendapatkan insight mendalam tentang perilaku belanja konsumen dan persepsi mereka terhadap merek lokal. Survei dilaksanakan pada bulan Mei 2023 dengan total 422 responden di delapan kota tier 2 dan tier 31 di Jawa.

Hasil temuan riset menujukkan, saluran offline masih memiliki persepsi yang lebih positif di kalangan konsumen dibandingkan dengan saluran online, meskipun pada dekade terakhir ini e-commerce memberikan dampak besar pada perekonomian.

Co-Founder dan CEO, Evermos Ghufron Mustaqim mengatakan sektor e-commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat selama satu dekade lalu, apalagi di tengah pandemi Covid-19. Menurut dia, laporan ini menunjukkan bahwa e-commerce masih belum melampaui signifikansi ritel tradisional, terlihat dari hanya satu dari tiga masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan e-commerce.

“Kami bermitra dengan Katadata Insight Center untuk mengidentifikasi strategi merek-merek lokal yang berhasil berkembang menjadi merek nasional, dengan harapan temuan yang diperoleh dapat membantu merek-merek yang sedang naik daun mencapai kesuksesan di tengah pasar dengan persaingan yang semakin jenuh," kata Ghufron dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (5/10).

Meskipun dibantu pertumbuhan e-commerce yang pesat, Ghufron mengatakan, UMKM masih menghadapi banyak tantangan dalam perkembangan bisnisnya. UMKM mencakup 99% bisnis di Indonesia dan menyumbang 61,9% terhadap total PDB Indonesia pada tahun 2022, namun banyak bisnis yang kesulitan bersaing dengan pemain besar karena faktor-faktor seperti terbatasnya inovasi, terbatasnya akses pasar, dan kesulitan dalam meningkatkan skala usaha.

Walaupun UMKM telah menerapkan upaya transformasi digital dan saluran distribusi online, kesulitan yang mereka hadapi saat berekspansi ke kota-kota kecil di Indonesia—yang merupakan rumah bagi sekitar 87% penduduk Indonesia—masih belum terselesaikan.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki, mengatakan UMKM Indonesia telah lama menjadi tulang punggung perekonomian. Sektor ini berkontribusi signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja, dan merupakan prioritas utama pemerintah untuk mewujudkan potensi UMKM secara maksimal dan memastikan keberlanjutannya.

“Pemerintah sangat menekankan inisiatif untuk mengangkat UMKM dengan menawarkan mereka sumber daya dan peluang untuk berkembang. Perjalanan dari usaha kecil menuju merek nasional yang berkembang memiliki banyak aspek, dan laporan ini merupakan langkah yang baik untuk memicu diskusi dan pertukaran ide yang diperlukan agar UMKM dapat berkembang,” ungkap Teten.

Direktur Riset Katadata Insight Centre, Gundy Cahyadi, menuturkan laporan ini menunjukkan pola yang konsisten di antara merek-merek unggulan nasional: semakin besar suatu merek tumbuh, semakin besar pula kontribusi dari saluran offline. Meskipun saluran online penting untuk pertumbuhan di era digital, market leader adalah merek yang memiliki akar kuat di saluran offline.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...