TikTok Shop Tutup, Pedagang Tanah Abang atau E-Commerce yang Untung?
TikTok Shop resmi tutup pada Rabu (4/10) Pukul 17.00 WIB. Hal ini menguntungkan pedagang offline seperti di Tanah Abang atau e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia?
Mantan Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA Ignatius Untung Surapati menilai, e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada hingga Blibli akan diuntungkan dari penutupan TikTok Shop.
“Pedagang yang melakukan live streaming di TikTok, diminta untuk bertransaksi atau check out di e-commerce lain,” kata Ignatius kepada Katadata.co.id, Senin (9/10).
“Jadi sudah pasti mereka diuntungkan karena pedagang bisa berjualan di TikTok, tapi platform tidak perlu bayar iklan,” Ignatius menambahkan.
Selain itu, riset Compas menunjukkan nilai penjualan barang konsumsi alias FMCG di TikTok Shop mencapai Rp 1,33 triliun di Indonesia selama 1 September – 1 Oktober. Volume transaksi mencapai 17,75 juta. Rinciannya sebagai berikut:
- Perawatan kecantikan Rp 722 miliar
- Makanan minuman Rp 272 miliar
- Ibu dan bayi Rp 204 miliar
- Kesehatan Rp 132 miliar
- Perlengkapan rumah Rp 1 miliar
Transaksi tersebut bisa beralih ke Shopee, Tokopedia hingga Blibli.
Sementara itu, ia belum dapat melihat dampak langsung penutupan TikTok Shop terhadap pedagang, termasuk di Tanah Abang.
Sebagaimana diketahui bahwa isu penutupan TikTok Shop bermula ketika para pedagang di Tanah Abang mengalami penurunan penjualan secara offline dan sepi penonton saat melakukan live streaming.
Namun belakangan viral di media sosial, beberapa pedagang meminta pemerintah juga menutup e-commerce seperti Shopee dan Lazada.
Pakar ekonomi Universitas Muhammadiyah atau Unmuh Jember Yohanes Gunawan Wibowo mengatakan penutupan TikTok Shop untuk sementara ini berdampak positif terhadap ekosistem e-commerce. Hal ini tecermin dalam peningkatan harga saham Bukalapak dan Tokopedia.
"Namun, itu mungkin hanya bersifat sementara karena platform digital tersebut kemungkinan akan kembali dengan cara yang berbeda," kata Yohanes dalam keterangan tertulis, akhir pekan lalu.
Menurutnya, penutupan TikTok Shop akan memengaruhi pelaku bisnis yang mengandalkan platform asal Cina itu. Mereka harus meningkatkan kemampuan bisnis, baik secara offline maupun online.
"Secara keseluruhan, TikTok Shop merupakan contoh nyata bagaimana strategi manajemen yang adaptif dapat memungkinkan bisnis bertahan dalam era disruptif yang cepat berubah," katanya.
Ia menilai bahwa TikTok Shop menggabungkan hiburan dengan pengalaman berbelanja, sehingga menggunakan analisis big data untuk menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi konsumen.
Kemudian TikTok Shop dapat menampilkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Ini menciptakan fenomena pembelian impulsif yang lebih efektif.
"Hal itu menunjukkan TikTok Shop menjadi ancaman serius bagi industri e-commerce di Indonesia. TikTok Shop menerapkan strategi pemasaran yang hampir sempurna dan menciptakan persaingan yang lebih kompleks di pasar," katanya.
Terkait dampak penutupan TikTok Shop terhadap penjualan produk UMKM, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pernah menyampaikan bahwa perlu transformasi digital menyeluruh guna menggenjot transaksi barang buatan dalam negeri.
Menurutnya, Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 31 tahun 2023 bertujuan mendorong transformasi digital yang adil. Namun transformasi digital bukan hanya sekadar berjualan online, tetapi juga memodernisasi UMKM.
Ia menyampaikan, Indonesia harus meningkatkan pendapatan masyarakat per kapita menjadi lebih dari US$ 13 ribu jika ingin menjadi negara maju pada 2045. Ini artinya, model produksi dan produk harus lebih kompetitif dan inovatif.
Jika masih berkutat dengan UMKM yang mayoritas atau 97% merupakan sektor mikro dan kecil, tidak akan mampu mengantarkan Indonesia menjadi negara maju. Justru Indonesia bisa terjebak dalam negara berpendapatan menengah.
“Tidak mungkin dalam waktu 20 tahun ke depan, empat kali pilpres, bisa punya pendapatan US$ 13 ribu,” ujar Teten.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah menginstruksikan supaya segera memodernisasi usaha UMKM. Caranya, dengan membuka peluang bisnis baru lewat hilirisasi.
Ia mencontohkan rumput laut yang bisa diolah menjadi barang setengah jadi. Lalu minyak atsiri yang bisa digunakan sebagai bahan industri fragrance alias parfum.
“Indonesia kaya dengan herbal, tapi ternyata, ekstraknya bisa diproduksi dengan teknologi rendah dan sederhana. Kita bisa menjadi supply chain untuk industri kosmetik, farmasi, food dan lain sebagainya,” kata Teten.
"Peluang bisnis baru ini harus diciptakan. Bukan lagi melahirkan tukang bakso, tukang keripik, tukang dodol, tukang anyaman lagi. Tetapi harus menciptakan yang lain, karena kita butuh menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih berkualitas," Teten menambahkan.
Ia menegaskan, pelaku usaha baru yang dimaksud bukan berarti menjadi kompetitor dari UMKM yang sudah ada.
“Kami ingin melahirkan pelaku usaha baru dari kalangan anak muda yang aware teknologi dan model bisnis inovatif, yang relevan dan tidak menjadi pesaing UMKM yang sudah ada,” ujarnya.
Sementara dari sisi hilir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengajak pedagang di Pasar Tanah Abang untuk masuk ke platform e-commerce seiring dengan peralihan konsumen dalam berbelanja.
Ia juga merespons soal keinginan pedagang di Tanah Abang yang ingin Shopee hingga Lazada juga ditutup. Zulkifli menjelaskan, platform e-commerce tidak bisa dihindari sebagai tujuan konsumen untuk membeli barang.
Ia justru menilai pedagang yang tidak beralih ke e-commerce akan tertinggal perkembangan zaman.
"Kan tidak bisa dihindari platform digital itu. Ini zaman kok. Saya bilang teman-teman di pasar Tanah Abang, sayur saja online sekarang, apalagi pasar-pasar yang menjual barang komersial, pakaian, sepatu, harus mengikuti selain offline, online," katanya.