Berkedok Program Afiliasi, Modus Penipuan Siber Makin Beragam

Luky Maulana
Oleh Luky Maulana - Tim Publikasi Katadata
15 Maret 2024, 13:00
Blibli mengajak masyarakat waspada terhadap modus penipuan berkedok afiliasi. Dok/Blibli.
Katadata
Blibli mengajak masyarakat waspada terhadap modus penipuan berkedok afiliasi. Dok/Blibli.
Button AI Summarize

Di antara beragam modus penipuan siber, aksi berkedok program affiliate semakin marak terjadi. Berdasarkan data dari Asia Scam Report 2023 diketahui, sebanyak 28,9 persen korban penipuan terjerat lantaran gimik insentif yang ditawarkan. 

Di dalam aksi penipuan berkedok afiliasi, pelaku penipuan meminta pembayaran tertentu, pembelian produk, maupun jaminan uang. Padalah, program afiliasi sebetulnya sebatas memberikan komisi berdasarkan penjualan produk yang  direkomendasikan. 

Pelaku penipuan berkedok program afiliasi juga kerap mengaku sebagai perusahaan e-commerce dan . menggunakan beragam taktik, mulai dari surat beredar yang menggunakan kop palsu dan tanda tangan palsu jajaran direksi perusahaan, hingga grup media sosial, sampai aplikasi berkirim pesan yang mengaku seolah-olah komunitas resmi.

Blibli menegaskan bahwa skema kerja sama afiliasinya adalah memberikan referensi produk tertentu, serta memberikan komisi berdasarkan penjualan produk yang direkomendasikan. 

Untuk itu, Blibli mengajak mitra dan pelanggan selalu mewaspadai transaksi ataupun pembelian apapun di luar platform, terlebih jika menggunakan rekening pribadi. Platform e-commerce itu menyarankan pula untuk senantiasa mengecek informasi dari kanal resmi. Jika ditemukan dugaan penipuan segera menghubungi customer service Blibli.

Selain itu, proses pengecekan dugaan penipuan bisa dilakukan pula melalui situs web aduannomor.id yang dikelola oleh Kominfo.

Fakta lain yang juga wajib diwaspadai adalah penipuan dengan menawarkan komisi sekian persen usai melaksanakan tugas tertentu. Kenyataannya, pelaku penipuan terlebih dahulu meminta korban untuk mengirimkan deposit uang. 

Di dalam kasus seperti itu, oknum memanfaatkan perasan tidak puas korban. Pelaku secara terus menerus memberikan tugas kepada korban sembari meminta deposit lebih besar dengan janji komisi yang berlipat-lipat. 

Oleh karena itu, agar terhindari dari kejahatan siber semacam ini, usahakan agar tidak mudah tergiur iming-iming imbalan atau komisi tinggi. 

Hal krusial lain, janganlah mudah terpancing untuk memberikan data pribadi termasuk one-time password (OTP). Jika Anda curiga sedang menjadi target korban penipuan online, khususnya penipuan melalui peretasan rekening bank, coba periksa ke laman cekrekening.id dari Kominfo. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...