Targetkan Penyaluran Kredit Rp 3 T, Modalku Ekspansi ke Asia Tenggara

Desy Setyowati
23 Januari 2019, 14:58
fintech modalku
Arief Kamaludin | KATADATA

Mengawali 2019, perusahaan financial technology (fintech) pinjam-meminjam (lending) Modalku memperluas pasar ke satu negara di Asia Tenggara. Saat ini, Funding Societies yang merupakan induk Modalku sudah beroperasi di Singapura dan Malaysia.

Hanya, Co-Founder and CEO Modalku Reynold Wijaya enggan menyebutkan negara mana yang dituju. "Semoga Februari kami sudah soft launch," kata dia saat konferensi pers di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Rabu (23/1).

Pengembangan bisnis di negara tersebut sudah dilakukan jauh-jauh hari. Modalku pun sudah membentuk tim di negara tersebut. "Karena baru awal tahun, ekspektasinya adalah bangun dulu pondasi yang kuat," kata Reynold.

Ia juga enggan menyebutkan besaran investasi yang digelontorkan Funding Societies untuk ekspansi ke negara tersebut. Hanya, ia menyampaikan pendanaan seri B senilai US$25 juta atau sekitar Rp 344 miliar yang diperoleh pada April 2018 lalu akan digunakan untuk ekspansi ini.

(Baca: Empat Sektor Digital Diproyeksi Tumbuh Pesat hingga 2020)

Dengan ekspansi ini, ia berharap pinjaman yang disalurkan selama 2019 minimal mencapai Rp 3 triliun. Sebab, Modalku sudah menyalurkan pinjaman Rp 3 triliun sepanjang 2018. Alhasil, sejak berdiri pada 2016 hingga saat ini, Modalku sudah menyalurkan pinjaman Rp 4 triliun.

Pinjaman itu disalurkan kepada lebih dari 140 ribu pemimjam atau 10 ribu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) peminjam di Singapura, Indonesia, dan Malaysia. Sebanyak Rp 2,2 triliun di antaranya disalurkan ke sekitar 90% atau 126 peminjam di Indonesia.

Untuk mencapai target minimal Rp 3 triliun itu, Modalku akan gencar berkolaborasi. Tahun lalu saja, Modalku menggandeng Tokopedia meluncurkan saldo prioritas atau layanan pinjaman untuk mitra penjual. "Kami kan sudah kerja sama juga dengan Bukalapak dan Lazada," ujar dia.

Sejalan dengan pertumbuhan ini, Modalku digadang-gadang sebagai unicorn kelima di Indonesia. "Tentu semua startup ingin jadi unicorn. Apakah itu tujuan akhir? Tidak," ujarnya. Unicorn adalah sebutan bagi startup dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar.

(Baca: Dua Riset Sebut Go-Pay Dominasi Pasar Pembayaran Digital di Indonesia)

Sementara itu, Co-Founder and COO Modalku Iwan Kurniawan mengatakan, bahwa perusahaannya akan agresif memberikan pinjaman dan meningkatkan jumlah pemberi pinjaman pada 2019. "Kami akan sangat agresif," kata dia.

Iwan menambahkan, bahwa ada niatan untuk mengakuisisi perusahaan rintisan lainnya yang lebih kecil. "Belum saatnya ada peluang untuk investasi di perusahaan kecil. Karena (nilai) startup sudah nulai tinggi.  Kami fokus di core bisnis. Dalam setahun ke depan mungkin akan berubah," ujarnya.

Saat ini, jumlah investor Modalku mencapai 600 ribu yang mayoritas merupakan retail. Namun, dari sisi nilai tetap lebih banyak dari investor institusional. Sebanyak 40% di antara investor merupakan milenial. Pemberi pinjaman bisa memberikan pinjaman  mulai dari Rp 100 ribu. Modalku pun menawarkan imbal hasil (return) hingga 20% per tahun.

Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...