Saingi OVO dan ShopeePay, GoPay Fokus Tumbuh di Dalam dan Luar Gojek
Perusahaan teknologi finansial (fintech), GoPay mencatatkan peningkatan nilai transaksi atau GTV pada tahun lalu atau di tengah pandemi corona. Anak usaha Gojek ini pun menyiapkan strategi untuk mengalahkan pesaing seperti OVO hingga ShopeePay.
Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata akan berfokus mengembangkan bisnis di dalam dan luar ekosistem Gojek supaya tumbuh berkelanjutan. “Kami lakukan melalui pengembangan produk dan fitur yang kami miliki serta kerja sama dengan berbagai pihak,” kata dia dikutip dari siaran pers, Selasa (19/1).
Layanan yang akan dikembangkan mengutamakan empat pilar fundamental. Pertama, keamanan, salah satunya dengan menyediakan jaminan ‘Saldo GoPay Kembali’ jika uang pengguna hilang di luar kendali. Selain itu, kosumen dapat mengaktifkan fitur biometrik berupa sidik jari dan verifikasi wajah.
Kedua, kenyamanan, dengan meluncurkan beragam fitur dan layanan baru. Perusahaan mengatakan, beragam inovasi seperti fitur tarik tunai tanpa kartu hingga GoPay Feed mendongkrak penggunaan layanan transfer hingga 3,2 kali lipat selama tahun lalu.
Ketiga, memperhatikan kebutuhan masyarakat. Saat ini, GoPay digunakan di lebih dari 900 mitra usaha. Terakhir, berfokus pada misi sosial. Pada Desember 2020 lalu misalnya, perusahaan meluncurkan studi untuk pengembangan ekosistem filantropi digital di Tanah Air, Digital Donation Outlook.
Selain itu, GoPay berfokus mengembangkan layanan keuangan dengan menggandeng Bank Jago. Sebagaimana diketahui, anak usaha Gojek ini menambah kepemilikan saham di bank digital ini menjadi 22%.
Budi mengatakan, strategi tersebut sejalan dengan momentum peningkatan penggunaan layanan keuangan digital selama 2020. Ia tidak memerinci pertumbuhan maupun nilai transaksi GoPay pada tahun lalu.
Namun, ia menyampaikan bahwa total tip yang diberikan oleh konsumen kepada mitra pengemudi Gojek mencapai Rp 308 miliar selama tahun lalu. Secara keseluruhan, GoPay sudah digunakan di 390 kota di Nusantara.
Berdasarkan data DailySocial, GoPay menempati peringkat teratas pada tahun lalu. Angkanya tertera pada Databoks di bawah ini:
Sedangkan riset Snapcart dan MarkPlus, jumlah transaksi ShopeePay lebih banyak dibandingkan OVO dan GoPay selama Juni-Agustus 2020. Hasil survei Snapcart dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Hasil survei Snapcart selama September-Desember dan Ipsos pada Oktober 2020 pun menunjukkan, ShopeePay memimpin layanan pembayaran digital di Nusantara di masa pagebluk virus corona.
Padahal, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa OVO menguasai pasar uang elektronik di Indonesia yakni 20% pada 2019. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
2015 | 2019 | ||
Perusahaan | Pangsa pasar % | Perusahaan | Pangsa pasar % |
Bank Mandiri | 20 | OVO | 20 |
BCA | 19 | Bank Mandiri | 19 |
XL Axiata | 19 | GoPay | 19 |
BRI | 10 | DANA | 10 |
Telkomsel | 10 | BCA | 10 |
Bank Mega | 1,1 | BRI | 6,3 |
BNI | 1 | LinkAja | 5,8 |
Bank DKI | 0,8 | ShopeePay | 3,7 |
Indosat | 0,4 | BNI | 1,3 |
CIMB Niaga | 0,1 | Doku | 1,2 |
Sumber: BI