Setelah Bank Jago, Fintech Akulaku Gaet Pendanaan dari Bank Amar
Perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Akulaku semakin gencar berkolaborasi dengan perbankan. Setelah menggaet pendanaan dari Bank Jago, kini Akulaku dapat kesepakatan pendanaan dari Bank Amar.
Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia, Efrinal Sinaga menjelaskan bahwa kerja sama antara Akulaku dan Bank Amar berbentuk perjanjian kredit dengan skema executing.
Menurutnya, dengan adanya fasilitas pendanaan dari Bank Amar, Akulaku bisa menambah kapasitas kredit untuk memacu pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang tahun ini.
"Kolaborasi ini akan memberikan dampak yang sangat positif bagi perusahaan pembiayaan digital," kata Efrinal dalam siaran pers, Selasa (7/9).
Sedangkan, bagi Bank Amar, kerja sama dengan Akulaku berguna untuk memperluas ekosistem layanan digitalnya. "Kolaborasi ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas terutama di segmen unbanked dan under-served," kata Business Banking Function Head Bank Amar, Agus Priambodo.
Sebagai informasi, skema executing merupakan pemberian kredit dari bank, dalam hal ini Bank Amar, kepada lembaga perantara (agency) yang bertanggung jawab menyalurkan pembiayaan, dalam hal ini Akulaku, kepada penerima kredit, dan bertanggungjawab menagih kembali sesuai syarat dan ketentuan agency.
Sebelum dengan Bank Amar, Akulaku juga menggandeng Bank Permata yang memberikan fasilitas pendanaan. Akulaku kemudian menggunakan fasilitas tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan variasi (multi scheme of funding) penyaluran pembiayaan kepada pelanggan di Indonesia.
Akulaku pada Maret lalu juga berkolaborasi dengan bank digital, Bank Jago. Akulaku mendapatkan pendanaan dari Bank Jago, namun, nilainya tidak disebutkan. Pendanaan itu bersifat tambahan, setelah tahun lalu Akulaku mendapatkan pendanaan Rp 100 miliar dari Bank Jago.
Perusahaan kemudian menggunakan dana segar itu untuk ekspansi tahun ini. Akulaku juga menargetkan penyaluran pembiayaan tumbuh minimal 50% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun ini. Sedangkan, nilai penyaluran pinjaman ditargetkan sebesar Rp 7 triliun.
Perusahaan optimistis target ini bisa tercapai. Pasalnya, hingga sepanjang semester I tahun ini, Akulaku telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 4,9 triliun. Fintech lending ini juga mencatatkan kredit bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) 0,6%, yang diklaim masih rendah.
Selain dengan bank digital, Akulaku gencar berkolaborasi dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pada Februari, fintech ini menggaet empat BPR yakni BPR Supra Artapersada, BPR Naribi Perkasa, BPR Ciledug Dhana Semesta, dan BPR Rama Ganda.
Akulaku juga sebenarnya mempunyai bank digital sendiri. Pada 2019, Akulaku sah menjadi pemegang saham terbesar Bank Yudha Bhakti yang kini bernama Neo Commerce.