Jadi Tren, Ini Alasan Bumilangit hingga Syahrini Rilis Aset Kripto NFT
Perusahaan hiburan Bumilangit hingga selebritas Tanah Air Syahrini meluncurkan NFT alias non-fungible token. Aset kripto ini dinilai menjadi tren karena faktor kelangkaan.
Bumilangit Digital Mediatama (BLDX) meluncurkan NFT karakter Gundala dan Sri Asih pada hari ini (21/12). BLDX merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Bumilangit Entertainment sebagai wadah kreator lokal dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX).
VP Licensing & Merchandising Bumilangit Agung Rachmawan menyampaikan, perusahaan meluncurkan NFT karena populer di kalangan anak muda. Aset kripto juga dinilai bisa menjadi wadah bagi kreator lokal untuk memperluas pasar.
“Karakter ini (Gundala dan Sri Asih) klasik dan banyak dikenal oleh generasi di atas saya. Ini tugas kami untuk memperkenalkan ke kalangan yang lebih muda. Itu kenapa kami masuk ke dunia seperti ini,” kata dia saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/12).
NFT juga dinilai dapat mencegah pembajakan karya. CNN melaporkan, NFT adalah aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game dalam format JPEG, PNG, MP4, dan lainnya.
Aset digital itu tidak dapat digandakan atau diganti. NFT mengubah karya seni digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya.
Dengan begitu, karya ini bisa diverifikasi keasliannya dan dapat diperdagangkan melalui blockchain. “NFT ini pelestari aset bangsa untuk diamankan sebagai aset digital masa kini,” kata CEO PT Digital Mediatama Budiasto Kusuma.
Seniman NFT juga dapat menerima apresiasi sebesar-besarnya, karena harganya berbeda satu sama lain tergantung manfaat.
BLDX pun berencana memberikan benefit kepada para pemegang NFT Gundala dan Sri Asih ke depan. Manfaat ini di antaranya berkesempatan diundang ke acara Bumilangit, premiere hingga berjumpa dengan aktor dan aktris film Bumilangit.
Pekan lalu, Syahrini meluncurkan NFT. “Welcome to The Metaverse. Saya sangat senang mengumumkan NFT pertama saya,” kata selebritas ini melalui akun Instagram @princesssyahrini, minggu lalu (13/12).
Syahrini berhasil menjual 17.800 NFT. Harganya 20 Binance USD (BUSD) atau sekitar Rp 287 ribu per NFT di bursa kripto Binance.
Sedangkan Luna Maya menjual NFT di Bakery Swap pada Juni. Namun jumlahnya sangat terbatas yakni hanya 10.
Pada September, Whisnu Santika dan grup band Souljah pun meluncurkan NFT. Aset kripto ini merupakan karya kolaborasi keduanya yang berjudul Keep On Moving.
Selain selebritas, pendiri Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny JA menjual lukisan dalam bentuk NFT pada April. Karya berjudul 'A Portrait of Denny JA: 40 Years in the World of Ideas’ ini terjual 27,5 Wrapped ether (WETH) atau sekitar Rp 1 miliar.
Lukisan tersebut dilelang di Opensea, yakni salah satu tempat lelang karya digital NFT. Wrapped ether adalah token yang mewakili nilai ethereum.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun membuat akun NFT di Opensea. Ini bertujuan menjadi bursa bagi karya digital pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk mendapatkan penawaran dari pasar global.
Co-Founder Asosiasi Blockchain Indonesia Pandu Sastrowardoyo mengatakan, letak keunikan NFT yakni kelangkaannya. Industri kreatif di era sebelum globalisasi dan perkembangan teknologi, masyarakat cenderung mencari seni berupa fisik seperti lukisan yang langka.
Pada era teknologi ini, NFT hadir untuk memberikan sensasi berburu ‘barang langka’. “Kelangkaan dalam digital art ada pada titik ketika artis atau kreator melakukan minting karyanya dalam platform NFT,” kata Pandu dikutip dari Antara, pada Agustus (6/8).
“Di titik itulah kepemilikan tidak bisa diduplikasi karena tercatat di blockchain. Hal ini yang menjadi kekuatan NFT dan membuat karya tersebut memiliki nilai kelangkaan,” ujar Pandu.
Minting dalam NFT yakni sang seniman mencatatkan karya seni di ekosistem blockchain. Ini mencegah duplikasi dan membuat karya seni menjadi mudah untuk didapatkan.
Pendiri Nevertollavish Muhammad Haudy melihat bahwa NFT sebagai medium baru seni digital. “Setelah eksis di dunia artisan customizer, kami memutuskan terjun di NFT dan melihat bahwa sistem dan mediumnya sangat menarik. Secara ekosistem dapat menguntungkan dari sisi kreator maupun kolektor,” ujar dia.
Hal serupa diutarakan oleh CEO Banyan Core Winny Wong yang bergerak di bidang desain interior dan arsitektur. Ia melihat kehadiran NFT sebagai kesempatan besar bagi para kreator untuk menunjukkan seni.
“Indonesia memiliki banyak sekali artis bertalenta seperti arsitek, desain interior, digital artist, pelukis, penulis lagu, aktor, dan lainnya. Namun sayangnya, mereka tidak banyak terekspos ke pasar global. Bahkan secara umum karya yang dimiliki belum diapresiasi dengan harga yang setimpal,” kata dia.
“NFT akan menjadi kesempatan besar bagi para kreator bertalenta untuk menunjukkan passion dan kreativitas yang dimiliki, dan menjadi strategi dalam mendorong bisnis kreatif di Indonesia,” ujar Winny.