Mahasiswa dan Guru Terjerat Pinjol, Ini Strategi Startup Fintech
Guru tercatat yang paling banyak terjerat pinjaman online atau pinjol ilegal, sedangkan paylater menyasar mahasiswa. Startup teknologi finansial atau fintech menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi hal ini.
Startup fintech terdiri dari beberapa jenis layanan seperti pinjol, paylater, pembayaran hingga urun dana alias crowdfunding.
Salah satu yang menjadi sorotan pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan atau OJK yakni, banyaknya masyarakat menggunakan paylater tanpa memikirkan cara membayarnya.
Rincian outstanding atau utang pinjol yang masih berjalan berdasarkan usia sebagai berikut:
- 19 - 34 tahun atau kategori pelajar, mahasiswa, dan pekerja: Rp 26,87 triliun
- 35 – 54 tahun: Rp 17,98 triliun
- Lebih dari 54 tahun: Rp 1,99 triliun
Selain itu, OJK mencatat korban pinjol ilegal yang paling banyak yakni:
- Guru
- Pegawai yang di-PHK atau mengalami pemutusan hubungan kerja
- Ibu rumah tangga
Startup fintech pun melakukan beberapa hal untuk mengatasi tingginya kredit macet di layanan pinjaman online, maraknya pinjol ilegal hingga investasi bodong. Rinciannya sebagai berikut:
- 88% responden telah menjalankan berbagai inisiatif dalam mendorong peningkatan inklusi keuangan
- 82,7% responden turut membantu upaya peningkatan literasi keuangan masyarakat
- 52% kerja sama dengan lembaga keuangan lain
- 72,2% kerja sama dengan lembaga keuangan
- 9,3% responden yang mengaku pernah terlibat dalam upaya kerja sama dilakukan lewat keikutsertaan pada proyek pemerintah
- 64% berpartisipasi dalam kegiatan edukasi masyarakat melalui berbagai acara dan platform media sosial
Hal itu tertuang dalam laporan AFTECH Annual Members Survey 2022/2023 yang dibuat oleh AFTECH dan Katadata Insight Center, didukung oleh Women's World Banking.
Riset dilakukan selama kuartal II, dengan menggabungkan penelitian primer dan sekunder dalam menganalisis data. Ada 75 responden yang berpartisipasi.
“Sebanyak 82,7% responden menyatakan telah melakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan,” demikian dikutip dari laporan AFTECH, Senin (28/8).
Rincian inisiatif startup fintech di antaranya:
- Kolaborasi dengan lembaga keuangan lainnya (bank) 62,9%
- Kemitraan strategis dengan pemerintah 33,9%
- CSR berfokus pada literasi keuangan 25,8%
- Lainnya 19,4%
Namun ada tantangan dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, di antaranya:
- Regulasi
- Infrastruktur untuk menjangkau lebih banyak konsumen, seperti akses, stabilitas, dan kualitas jaringan internet
- Edukasi: Skor indeks literasi keuangan relatif jauh lebih rendah dibandingkan inklusi keuangan. Startup fintech berharap Pemerintah mendukung peningkatan edukasi dan bimbingan terhadap masyarakat.