Berkat Konsumen Loyal, GoPay Memimpin Tanpa Banyak Promo

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
17 Februari 2020, 14:02
Gopay Ipsos
dok. GoPay

Perusahaan riset asal Perancis, Ipsos, meneruskan penelitiannya seputar keuangan nontunai di Indonesia. Survei kali ini bertajuk “Evolusi Industri Dompet Digital: Strategi Menang Tanpa Bakar Uang”, bermaksud memotret pola pemakaian e-wallet di kalangan milenial dan generasi Z.

Dua hal yang digarisbawahi dari survei tersebut, kelak promo tidak lagi menjadi pertimbangan utama pengguna milenial dan gen-Z. Mereka lebih mempertimbangkan kemudahan dan inovasi layanan yang ditawarkan.

Tercatat ada empat pemain utama dalam industri dompet elektronik, yaitu GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja. E-wallet GoPay menjadi yang paling sukses menggaet pengguna organik alias konsumen yang setia menggunakannya meskipun tanpa promo. Sebanyak 54 persen responden Ipsos menyatakan, tetap akan memakai GoPay meski tidak ada promo.

Olivia Samosir selaku Research Director Customer Experience Ipsos Indonesia mengutarakan, mayoritas generasi muda menggunakan dompet elektronik minimal sekali dalam sepekan. “Transaksi yang dilakukan paling banyak untuk pembayaran transportasi online, 36 persen,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

(Baca juga: Strategi DANA, GoPay, dan LinkAja Hadapi WeChatPay dan Alipay)

GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja digunakan secara konsisten oleh milenial dan generasi Z. Pangsa pasar terbesar dalam hal; e-wallet yang paling banyak digunakan secara berulang, dipegang oleh GoPay dengan porsi 53 persen.

Pengguna berulang merupakan salah satu dari empat indikator kepemimpinan di pasar dompet digital. Tiga indikator lain ialah jumlah pengguna pertama, jumlah pengguna yang pernah menggunakan, dan jumlah pengguna yang menjadikan layanan dompet digital sebagai pilihan utama. Hasilnya, GoPay menempati urutan pertama pada semua indikator ini.

“GoPay juga menjadi dompet digital yang terbanyak dikenal generai milenial dan Z, barulah disusul OVO, DANA, dan LinkAja,” imbuh Olivia.

Strategi bakar uang oleh perusahaan dompet digital dalam bentuk promo menjadi menarik untuk dicermati. Pasalnya, Ipsos mencatat bahwa 71 persen generasi muda termotivasi menggunakan e-wallet pertama kali lantaran ada gimik, semisal cashback.

Seiring waktu, preferensi pengguna dompet elektronik bergeser. Awalnya mengincar promo tetapi lambat laun lebih mencari yang aman dan nyaman. Ipsos melansir, beberapa aspek yang diinginkan konsumen ialah kenyamanan (68 persen), promosi (23 persen), dan keamanan (9 persen).

Ipsos juga menemukan fakta bahwa loyalitas seseorang untuk tetap menggunakan dompet digital tanpa promo tergantung kepada kualitas layanan. Lagi-lagi, GoPay unggul dalam hal ini. Banyaknya jumlah pengguna organik yang dimilik e-wallet ini karena konsumen menilai GoPay paling unggul dalam aspek keamanan, kepraktisan, inovasi, layanan pelanggan, serta bisa diterima di banyak tempat.

(Baca juga: WeChat Pay & Alipay Diyakini Tak Akan Rajai Pasar Dompet Digital Lokal)

Merespons fase baru bisnis dompet digital usai musim promosi, Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata mengatakan, pihaknya sejak awal tidak menjadikan promo sebagai strategi utama guna mendapatkan dan mempertahankan loyalitas pengguna.

“Kami coba untuk selalu mendengar suara konsumen. Dengarkan konsumen dan kembangkan layanan yang berorientasi kepada benefit untuk aktivitas harian mereka,” ucap dia.

Budi mengimbuhkan, GoPay tidak menerapkan strategi tunggal. Dompet digital ini mengkombinasikan strategi promosi yang efektif dengan perluasan fungsinya sebagai alat pembayaran berbagai kebutuhan transaksi harian.

Oleh karena itu, tak heran jika GoPay memiliki basis pengguna organik yang kuat meskipun tanpa promosi. Salah satu pencapaian, anak usaha Gojek ini mampu mendongkrak jumlah pengguna aktifnya hingga 90 persen per pengujung 2019.

GoPay kini digunakan di 370 kota se-Indonesia oleh lebih dari 500.000 rekan usaha. Milestone lain adalah pertumbuhan transaksi di luar layanan Gojek yang berhasil tumbuh hingga 500 kali lipat, sepanjang April 2018 – Desember 2019.

“Kami ingin berkelanjutan dan profit, kami terus berusaha mendeteksi kebutuhan konsumen. GoPay juga hadir dari keresahan pengguna (mitra pengemudi Gojek), mereka sempat komplain sulit menyediakan kembalian biaya transportasi,” kata Budi.

Saat ini, selain dipakai untuk bayar layanan Gojek, GoPay juga dapat digunakan sebagai pembayaran di pusat belanja sampai pedagang kali lima. Tak hanya itu, dompet digital yang lahir pada 2015 ini juga bisa untuk bayar pajak, aneka tagihan, donasi, bahkan beli voucher gim.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...