Potensi Ratusan Triliun, Pengumpulan Zakat Digital Makin Gencar
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya peran zakat untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Dana amal ini juga diharapkan membantu mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta mendorong Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mencatat, zakat yang terkumpul sepanjang 2018 sebesar Rp 8,1 triliun. Jokowi menyatakan, angka ini relatif sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang diperkirakan mencapai 1,75 persen dari PDB atau sekitar Rp 232 triliun.
“Artinya, potensi pertumbuhan dan penyaluran zakat di negara kita masih sangat besar. Saya berharap, zakat akan terintegrasi secara digital dengan sistem yang lebih baik,” kata Jokowi mengutip akun Instagram resmi @jokowi.
Untuk keseluruhan tahun ini, Baznas menargetkan penghimpunan dana zakat Rp 10 triliun. Khusus pada Ramadan saja dipatok sekitar Rp 3,5 triliun. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan bulan puasa tahun lalu sejumlah Rp 2,5 triliun.
Oleh karena itu, digalakkanlah penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) melalui layanan digital. Program yang bergulir sejak sekitar 2016 ini diperkuat dengan kehadiran tim khusus yang banyak diisi oleh tenaga muda kreatif.
(Simak Video: Milenial, Motor Penggerak Transaksi Digital)
Manajer Penghimpunan Digital Baznas Hafiza Elvira Nofitariani mengatakan, layanan digital penyaluran zakat bermaksud membantu masyarakat untuk menunaikan ibadahnya. Layanan ini memberikan kemudahan bagi mereka yang sibuk dan belum memiliki waktu luang untuk menunaikan zakat.
“Umat muslim yang ingin tunaikan zakat bisa kunjungi laman www.baznas.go.id/bayarzakat. Bisa pilih untuk tunaikan infak atau zakat. Metode bayar bisa transfer bank atau GO-PAY,” tuturnya mengutip keterangan resmi Baznas, Sabtu (25/5).
Hafiza mengimbuhkan, pembayaran zakat juga bisa memanfaatkan layanan PayPal serta pindai kode QR uang elektronik GO-PAY maupun layanan dompet digital lain. Dana yang terkumpul akan disalurkan Baznas kepada mustahik (penerima zakat) sesuai ketentuan, yakni delapan asnaf.
Khusus untuk pindai kode QR bisa dilakukan di sejumlah gerai Baznas di area publik, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, dan masjid. Outlet Baznas sendiri hadir di sekitar 35 mal, area GO-FOOD Festival Gelora Bung Karno, dan GO-FOOD Festival Podomoro City.
(Baca juga: Zamannya Berbagi Salam Tempel Lebaran Pakai Duit Elektronik)
Selain Baznas, instansi lain yang turut menggandeng uang elektronik GO-PAY adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar. Gerainya hadir di 36 pusat perbelanjaan di Jabodetabek, Bandara Soekarno-Hatta, serta tujuh gedung perkantoran di Jakarta.
“LAZ Al Azhar terbantu dengan kemudahan layanan dari GO-PAY, bisa memperluas jangkauan dan bisa diakses oleh semua komunitas Al Azhar. Baik murid, guru, karyawan, jamaah dan keluarga besar Al Azhar se-Indonesia," kata Kadiv Fundraising, Komunikasi, dan Kemitraan LAZ Al Azhar Anggriansyah.
Sementara itu, Kepala Komunikasi Korporat GO-PAY Winny Triswandhani menuturkan, fokus utama layanan zakat digital memang hendak mempermudah pembayar zakat (muzaki) untuk menunaikan sedekahnya secara daring.
“Pengguna GO-PAY bisa menyalurkan zakatnya selama Ramadan mulai dari 5 Mei sampai 4 Juni 2019. Berbagai kemudahan ini semoga dapat mendorong lebih banyak masyarakat membantu sesama,” ucap Winny kepada Tim Publikasi Katadata.
(Baca juga: Uang Elektronik Lindungi Pedagang Pasar dari Uang Palsu)
Terdapat instansi lain yang juga berkolaborasi dengan GO-PAY untuk mengumpulkan ZIS, yaitu Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu). Ini adalah lembaga zakat tingkat nasional di bawah naungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kemitraan dengan Lazismu membantu memperluas jangkauan penghimpunan dana zakat melalui uang elektronik GO-PAY. Pasalnya, lembaga ini menjangkau sekitar 500 cabang se-Indonesia mulai dari tingkat kota hingga rukun tetangga (RT).
Direktur Utama Lazismu Hilman Latief sempat mengutarakan, pihaknya senantiasa mencari cara kreatif untuk mempermudah masyarakat yang hendak berdonasi. “Digitalisasi ekosistem ZIS LAZISMU turut meningkatkan transparansi kami sebagai lembaga zakat nasional,” katanya mengutip keterangan resmi GO-PAY.
(Baca juga: Pengusaha Mikro Minta Penyedia Layanan Uang Elektronik Siaga)
GO-PAY, mengutip survey Charities Aid Foundation 2018, menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama negara dengan penduduk paling dermawan. Tiga faktor yang menjadi penilaian utama, yakni kesediaan mendonasikan uang, membantu orang yang tak dikenal, serta kesediaan menjadi relawan dalam berbagai kegiatan sosial.
Masyarakat yang dermawan dan didukung teknologi digital selayaknya membuat penyaluran ZIS menjadi lebih optimal, transparan, dan cepat. Sebab, donasi kita langsung masuk ke rekening lembaga pengelola dana amal tanpa potongan biaya serupiah pun.