Ganti Nama Jadi CoHive, Cocowork Targetkan Pertumbuhan Tiga Kali Lipat
Tumbuhnya ekosistem startup dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia membuat permintaan atas coworking space terus meningkat. COCOWORK, salah satu operator coworking space terbesar di Indonesia pun menargetkan ekspansi hingga tiga kali lipat pada 2019 dari kapasitas bisnisnya saat ini.
COCOWORK yang sebelumnya bernama EV Hive, kini juga berganti nama menjadi CoHive. CoHive akan menjadi flagship brand yang menaungi layanan coworking space (CoHive Co-Working and Offices), ruang co-living (CoHive Co-Living and Residences) dan jaringan toko retail terbaru (CoHive Marts and CoHiveX).
Saat ini CoHive mengoperasikan lebih dari 32.000 meter persegi coworking space di 22 lokasi yang tersebar di Jakarta dan Medan. Penggunanya saat ini lebih dari 5.500 komunitas perusahaan, usaha kecil menengah (SMEs) dan startups yang menyewa ruang kerja dengan sistem per bulan ataupun lebih.
(Baca juga: Perusahaan Asing Berebut Cuan dari Bisnis Coworking Space)
Perusahaan menargetkan kelolaan 100.000 meter persegi coworking space di berbagai lokasi di Indonesia pada tahun 2019. "Melalui konsep sharing economy, generasi pengusaha muda dapat mengakses sumber daya dan dukungan komunitas yang mereka butuhkan untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka," ujar CoHive CEO dan co-founder Carlson Lau melalui siaran pers, Kamis (8/11).
CoHive didukung oleh sejumlah investor kuat, termasuk East Ventures, Sinar Mas Digital Ventures, Insignia Ventures, SoftBank Ventures Korea, H&CK Partner, Tigris Investment dan Intudo Ventures.
"Kami telah memiliki jaringan menara kantor dan perumahan di mana kami akan membangun seluruh layanan jasa dan aktivitas community building yang terintegrasi dan akan diluncurkan pada tahun 2019," ujarnya.