13 Juta Data yang Diklaim Pengguna Bukalapak Dijual di Dark Web

Desy Setyowati
6 Mei 2020, 08:23
13 Juta Data yang Diklaim Pengguna Bukalapak Dijual di Dark Web
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, karyawan menunjukkan fitur pembelian tiket Kereta Api (KA) Bandara pada aplikasi Bukalapak dengan menggunakan gawai saat perjalanan dari Stasiun BNI City menuju ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Dari situ, justru mereka baru mengetahui bahwa akun Bukalapak-nya sempat dibobol pada 2018 atau 2019. (Baca: Tokopedia dan Bukalapak Diretas, Ini Dua Modus Bobol E-commerce)

Menanggapi hal itu, Bukalapak mengatakan bahwa ancaman peretasan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab terhadap industri teknologi digital selalu ada. Meski begitu, Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono menegaskan bahwa perusahaannya selalu mengimplementasikan berbagai upaya untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengguna.

Bukalapak juga memastikan data-data pengguna tidak disalahgunakan. "Kami menerapkan sistem perlindungan berlipat ganda saat menerima, menyimpan, menggunakan dan mengolah seluruh data pengguna," ujar Intan kepada Katadata.co.id, Senin (4/5).

Saat menerima data pengguna, perusahaan menggunakan metode https supata tidak mudah diretas. Kemudian, saat menyimpan data pengguna, perusahaan menerapkan metode perlindungan terbaru dengan perlindungan berlapis.

(Baca: Selain Tokopedia, Tiga E-Commerce Ini Pernah Diretas)

Lalu, saat menggunakan dan mengolah data pengguna, perusahaan memonitor secara ketat, sehingga jejak orang yang mengakses, membaca, mengganti, atau menghapus data terekam. "Untuk data-data yang sensitif seperti KTP, kami simpan di storage khusus dalam periode waktu tertentu dan dapat secara otomatis terhapus untuk melindungi privasi user kami," ujar Intan.

Intan memastikan bahwa perusahaan selalu membimbing seluruh pengguna untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, sesuai dengan Kebijakan Privasi Bukalapak.

Bukalapak juga menerapkan lima langkah pencegahan bagi pengguna. Di antaranya mengganti password akun secara berkala, mengaktifkan verifikasi dua langkah (two factor authentication), lebih berhati-hati terhadap phishing, memperbarui data diri secara berkala, dan mengamankan data finansial.

(Baca: Kominfo: E-comerce Wajib Beri Tahu Jika Akun Pengguna Diretas)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...