Kominfo Gelar Program Bangun Startup untuk Bantu Penanganan Corona
Beberapa pembicara itu di antaranya yakni CEO & Founder Pinhome Dayu Dara, Chief In-Hospital Business Officer Halodoc Doddy Lukito, KawalCovid19.id Ainun Najib , Co-founder & CEO QM Financial Ligwina Hananto, CEO dan Founder Wahyoo Peter Shearer, serta Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Badan Riset Inovasi Nasional Danang Rizki Ginanjar.
Di hari terakhir program, akan dilaksanakan live pitching melalui platform Youtube. Salah satu juri yang akan menilai 10 startup terbaik adalah Co-founder dan ex-CEO Bukalapak Achmad Zaky. Selain itu, turut hadir Vertical Lead Facebook Indonesia Aldo Rambie, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, serta Partner dari Venturra Discovery Raditya Pramana sebagai panelis juri.
(Baca: Gojek Dikabarkan Akuisisi Startup Kasir Digital Moka Rp 2,02 Triiliun)
Program yang turut didukung oleh Kementerian Kominfo, Telkomsel, serta Bank DBS melalui platform Digital Banking Digibank akan mencari tiga pemenang untuk mewakili Indonesia pada kompetisi Top 20 Global Winner Startup Weekend.
Adapun startup akselerator Digitaraya dan beberapa startup pun turut mendonasikan makanan bagi 1.700 tenaga medis dan 5.000 kaum dhuafa di DKI Jakarta yang terdampak pandemi corona selama Ramadan. Penggalangan dana dihimpun melalui bantuan.com, sebuah situs gerakan sosial kolaborasi antara Digitaraya, KitaBisa.com, Umma, dan Yayasan Northstar Bakti Persada, khusus untuk kegiatan kemanusiaan ini.
Dana yang terhimpun tersebut digunakan untuk menyediakan bahan makanan dan proses pembuatan dilakukan oleh 100 lebih warteg rekanan Wahyoo, BreadLife, Isuka, Dailybox, dan Mangkok Ku. Umma yang merupakan platform muslim berbasis komunitas membantu mendistribusikan makanan ke masjid-masjid di area Jakarta.
"Kami ingin berperan aktif membantu masyarakat yang paling membutuhkan bantuan di tengah pandemi ini," ujar Managing Director Digitaraya Nicole Yap dikutip dari siaran pers, Kamis (23/4). Apalagi, ia melanjutkan, instansi mendapat kabar bahwa cukup sulit bagi para tenaga medis untuk memenuhi kebutuhan makanan sendiri.