Enam Startup Kesehatan hingga Logistik Raih Pendanaan pada Akhir 2020
Sekitar enam startup Indonesia meraih pendanaan pada kuartal akhir tahun ini, meski masih ada pandemi corona. Perusahaan rintisan yang mendapat dana segar ini bergerak di sektor kesehatan, logistik, teknologi finansial (fintech) hingga kasir digital (point of sales/POS).
Pada akhir pekan lalu, startup kesehatan Alodokter memperoleh pendanaan seri C US$ 33 juta atau Rp 465,7 miliar yang dihimpun sejak 2019. Dana segar ini diperoleh dari MDI Ventures, perusahaan modal ventura di bawah naungan Telkom. Sedangkan investor sebelumnya yakni Sequis, Golden Gate Ventures, Heritas dan Hera Capital.
Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari optimistis, pendanaan dari MDI Ventures bisa menyatukan misi layanan publik Telkom Indonesia dengan pendekatan bisnis Alodokter. "Ini guna mendukung layanan kesehatan umum," katanya dikutip dari siaran pers, Senin (16/11).
Tambahan modal tersebut akan dimanfaatkan perusahaan untuk melengkapi berbagai layanan, sehingga mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat.
Chief Executive Officer MDI Ventures Donald Wihardja mengatakan, sektor kesehatan sangat dibutuhkan saat pandemi Covid-19. “Kami berharap dapat membantu menyebarkan dampak dari solusi tersebut ke seluruh Indonesia," katanya.
Saat ini, Alodokter memiliki lebih dari 27 juta pengguna aktif atau lebih dari 10% populasi Indonesia. Sebanyak 70% di antaranya merupakan perempuan dan keluarga muda modern.
Selain Alodokter, perusahaan fintech pembiayaan (lending) Investree mendapatkan pendanaan US$ 15 juta atau Rp 211,7 miliar. Dana segar ini diperoleh dari perusahaan modal ventura Accial Capital, yang juga menjadi pemberi pinjaman (lender) institusi di Investree.
Tambahan modal itu akan digunakan untuk memperluas penyaluran pinjaman kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). "Ini wujud kepercayaan terhadap prospek kami sebagai perusahaan fintech lending," Kata Co-Founder & CEO Adrian Gunadi dikutip dari siaran pers, Senin (16/11).
Perusahaan juga mendapatkan pendanaan seri C US$ 23,5 juta atau sekitar Rp 379,3 miliar pada April lalu. Investasi ini dipimpin oleh investor asal Jepang MUFG Innovation Partners (MUIP) dan BRI Ventures. Investor terdahulu yakni 9F Fintech Holdings Group China dan SBI Holdings Jepang juga berpartisipasi.
Dengan adanya sokongan dana tersebut, Investree melanjutkan misi ekspansi ke Thailand dan Filipina meski ada pandemi virus corona.
Kemudian, startup POS berbasis omni-channel iSeller juga mendapatkan pendanaan Seri A+ dari modal ventura asal Singapura Openspace Ventures dan Mandiri Capital Indonesia (MCI). CEO dan Founder iSeller Jimmy Petrus mengatakan, dana ini akan digunakan untuk ekspansi bisnis secara domestik, akselerasi akusisi mitra penjual (merchant), dan inovasi produk.
Perusahaan menyediakan aplikasi kasir digital dan pembuatan toko online terintegrasi. Selain itu, mempunyai layanan agregator pembayaran. Dengan begitu, secara keseluruhan model bisnisnya online to offline (O2O).
"Penggabungan sales channel offline dan online di dalam satu platform membuat seluruh aspek bisnis bisa tersentralisasi," kata Jimmy dikutip dari DealStreetAsia, dua pekan lalu (4/11).
Pada awal November (3/11), startup logistik Logisly mendapatkan pendanaan seri A US$ 6 juta dari Monk’s Hill Ventures. Perusahaan berhasil mengumpulkan US$ 7 juta sejak tahun lalu.
Co-founder dan CEO Logisly Roolin Njotosetiadi mengatakan, dana itu akan digunakan perusahaan untuk mengefisienkan biaya. "Sebanyak 40% truk digunakan di Indonesia, dan sisanya ‘menganggur’ atau kembali dengan tangan kosong. Ini mengakibatkan biaya logistik tinggi dan pengiriman terlambat," katanya dikutip dari TechCrunch, dua pekan lalu (3/11).
Lalu, startup pemasaran berbasis influencer SociaBuzz mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) dari UMG IdeaLab. Perusahaan juga menerima investasi dari investo individu (angel investor) US$ 62.500 atau sekitar Rp 912 juta.
CEO SociaBuzz Rade Tampubolon mengatakan, tamabahn modal itu akan digunakan untuk meningkatkan lini produk dan pemasaran. Saat ini, perusahaan menggaet sekitar 72 ribu kreator konten (content creator) dan talenta, serta 1.350 pengguna aktif.
Pada akhir Oktober lalu (30/10), platform pencarian kerja (job marketplace) AdaKerja mendapatkan pendanaan US$ 1 juta atau Rp 14,7 miliar dari Beenext. Founder & CEO AdaKerja Ashwin Tiwari mengatakan, dana ini akan diprioritaskan pada pengembangan produk dan teknologi.
AdaKerja mengklaim telah merangkul sekitar 600 ribu pencari kerja dan 10 ribu bisnis.