Cara Gojek Kelola dan Manfaatkan Data, dari Pengguna untuk Pengguna
Gojek mengadopsi beragam teknologi seperti maha data alias big data dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dalam mengelola data pengguna. Decacorn ini juga mengalokasikan dana untuk memperkuat tim keamanan data.
VP Data Science Gojek Syafri Bahar menyampaikan, informasi transaksi dan pengguna diolah menjadi data agregat guna mengetahui tren seperti produk yang paling banyak dibeli, friksi saat memakai platform, dan lainnya.
Salah satu contoh pemanfaatan data yakni membuat sistem yang mendorong efisiensi mitra pengemudi dalam mendapatkan order. Gojek memanfaatkan AI dalam hal ini.
“Kami mengombinasikan data dengan pendekatan humanis seperti datang langsung ke lapangan. Ini salah satu prinsip yang kami anut dalam mengelola data,” kata Syafri dalam diskusi virtual Bicara Data: Rahasia Data di Industri Digital, Kamis (24/6).
Pembuatan fitur dan sistem tertentu di Gojek merujuk pada data agregat konsumen. “Kami memastikan bahwa solusi yang dibangun bermanfaat,” ujarnya.
VP Public Policy and Government Relations Gojek Ardhanti Nurwidya menambahkan, data merupakan bagian penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan data umum, pribadi, dan lainnya terpisah.
“Data pribadi atau terkait individu kami beri atensi,” ujar Ardhanti.
Gojek pun melengkapi tim untuk keamanan data. Ada data protection officer yang bertugas mengelola data pribadi, memilah data yang bisa diberikan kepada pihak ketiga, serta memberikan pelatihan kepada karyawan dan mitra.
Selain itu, ada tim information security dan merekrut peretas (hacker). Decacorn juga merekrut mantan Teknisi Keamanan Informasi (Information Security Engineer) National Aeronautics and Space Administration (NASA) George Do, sebagai Chief Information Security Officer (CISO).
Tim Keamanan Gojek melakukan tes phishing internal per bulan dan uji penetrasi di aplikasi hampir setiap hari. Ini guna memastikan tidak ada data bocor. Selain itu, menggelar simulasi ancaman keamanan atau security war games untuk meningkatkan kemampuan tanggapan di dunia maya.
Namun Ardhanti tidak memerinci nilai maupun persentase investasi untuk keamanan data di Gojek. “Dari sisi sumber daya manusia (SDM), investasinya besar. Begitu juga teknologi,” kata dia.
Pengamat industri digital Tony Seno Hartono menilai, keamanan sistem startup perlu ditingkatkan karena banyaknya data yang diolah. Data seperti ini diminati dan dapat dijual secara resmi maupun ilegal seperti di darkweb.
Oleh karena itu, butuh tata kelola dan standar yang baik untuk memastikan data aman. “Membutuhkan kesiapan manusianya, peraturan, dan infrastruktur,” ujar Tony.