East Ventures Suntik Startup Fashion Berbasis Teknologi 3D, Kasual
East Ventures menyuntik modal startup direct to consumer (DTC) di bidang busana (fashion), Kasual. Perusahaan rintisan ini akan menggunakan teknologi 3D atau tiga dimensi yang memungkinkan pengguna menyesuaikan ukuran pakaian secara virtual.
Pendanaan tahap awal (seed funding) tersebut diikuti oleh investor lain. Namun rincian penanam modal dan nilainya tidak disebutkan.
Co-Founder sekaligus CEO Kasual Alam Akbar menyampaikan, dana segar itu akan digunakan untuk membangun tim baru. Selain itu, meningkatkan kapabilitas teknologi dan pabrik guna meningkatkan pengalaman online bagi pengguna.
“Kami juga ingin memperluas ekspansi operasional perusahaan ke Solo, Jawa Tengah,” kata Alam dalam keterangan resmi, Selasa (9/11). “Serta mengeluarkan lebih banyak kategori produk dan inisiatif marketing.”
Kasual juga akan menggunakan teknologi baru seperti augmented reality (AR) untuk membuat pengukuran tubuh secara 3D. Ia mengklaim, penggunaan teknologi ini akan menjadi yang pertama di Indonesia.
Solusi pengukuran tubuh berbasis teknologi 3D akan diperkenalkan dalam acara tahunan Kasual, Custom Week 2021 pada 17-19 Desember di Jakarta. Pengunjung dapat melakukan pesanan busana kustomisasi secara instan dan akurat menggunakan pemindai tubuh elektronik.
Kasual mengklaim menjadi pelopor instant commerce untuk pakaian sehari-hari. Awalnya, startup ini berfokus pada celana pria.
Alam mendirikan Kasual pada 2017. Sebelumnya ia menjabat anggota tim Business Development di Xendit.
Ia membangun Kasual setelah menemukan beberapa masalah di industri fashion di Indonesia. Menurutnya, sektor ini kurang akomodatif dalam menyesuaikan produk dengan preferensi pelanggan, terutama dalam hal ukuran.
Pergi ke tukang jahit di tengah pandemi Covid-19 juga dinilai sangat merepotkan dan berisiko. Di samping itu, biayanya mahal.
Walaupun tidak semua penjual ritel seperti itu. Namun Alam menilai, seringkali mereka hanya menjual produk pada gaya terbatas dan hanya tersedia di pusat perbelanjaan tertentu.
“Kami juga menyadari bahwa tren e-commerce menjamur dengan sangat cepat dan membantu pelanggan belanja dengan nyaman dari rumah, sehingga mereka menuntut produsen atau penjual yang bisa menyediakan barang kebutuhan sehari-hari, khususnya celana,” kata Alam.
Di satu sisi, brand lokal dinilai masih mengabaikan teknologi yang sebenarnya bisa menjadi aspek vital dalam produksi fashion. “Saat ini pelanggan belum memiliki platform yang dapat diandalkan untuk mendapatkan produk fashion yang dipersonalisasi secara instan,” ujar dia.
Oleh karena itu, Kasual menawarkan solusi manufaktur dalam aplikasi bagi pelanggan untuk memesan celana pria yang bisa dipersonalisasi, atau disebut Build Your Own Product (BYOP).
Pelanggan dapat memilih jenis potongan dan ukuran yang disesuaikan dengan preferensi mereka. Platform Kasual juga memungkinkan virtual fitting, sehingga pelanggan dapat berkonsultasi langsung dengan tim ahli melalui panggilan video (video call) terkait pengukuran, fitting yang dipersonalisasi, dan rekomendasi produk.
Alam mengklaim, produk dapat dikirim ke pelanggan kurang dari lima hari. Ini karena proses pemesanan yang lebih sederhana dan produksi garmen internal.
Ia juga mengklaim bahwa Kasual merupakan fashion-tech dan instant commerce pertama di Indonesia, karena personalisasi dan pendekatan teknologi.
Kasual memiliki 30 anggota tim inti dan 25 mitra individu di tim produksi internal. Seluruh anggota berpengalaman di industri e-commerce dan fashion dari berbagai perusahaan, seperti Amazon, Ebay, Deloitte, Yum! Merek, Blibli, VIP Plaza, dan Ralph Lauren.
Startup itu juga menyebutkan, pasar fashion di Indonesia US$ 12 triliun atau sekitar 214 miliar. Pertumbuhan Kasual pun tiga kali lipat saat pandemi Covid-19 pertama masuk ke Indonesia pada awal 2020.
Saat ini, Kasual memiliki lebih dari 80 ribu pengguna. Selain itu, memproduksi lebih dari 3.000 produk per bulan yang dipersonalisasi dengan pelanggan.
“Kedepan, kami ingin meningkatkan dan memproses pesanan harian 10 kali lipat dan memproses lebih dari 5.000 produk setiap hari,” ujar dia.
Co-Founder sekaligus Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menyampaikan, Indonesia memiliki salah satu infrastruktur digital paling kuat di Asia Tenggara. Ini memungkinkan perusahaan kecil yang menjual produk kustomisasi seperti Kasual, untuk berkembang.
“Kami ingin melihat seberapa jauh mereka bisa melangkah dan mendukung mereka di sepanjang perjalanan pertumbuhan perusahaan,” kata Willson.
(Disclaimer: East Ventures adalah salah satu investor Katadata)