Startup GajiGesa Andalkan Layanan Upah Lebih Awal bagi Pekerja
Perusahaan rintisan atau startup penyedia solusi kesejahteraan karyawan, GajiGesa menyasar potensi pasar pekerja di Indonesia. Startup ini mengembangkan layanan upah lebih awal yang membantu pekerja lepas dari ketergantungan pinjaman daring (online) atau pinjol ilegal.
CEO GajiGesa Vidit Agarwal mengatakan, perusahaan menyasar pekerja di Indonesia karena potensinya besar.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 138,2 juta jiwa pada 2020. Sedangkan, pekerja di Indonesia, terutama pekerja 'kerah biru' kerap menemui masalah keuangan.
Dengan penghasilan terbatas, pekerja sering dihadapkan pada kebutuhan harian yang mendesak. Pekerja membutuhkan akses keuangan, namun gaji bulanan belum cair.
"Sebenarnya pekerja membutuhkan gaji lebih awal. Ini untuk memenuhi kebutuhan finansial dalam keadaan darurat," katanya di Instagram live StartEdgy Katadata.co.id, Jumat (7/4).
Alhasil, pekerja mencari pinjaman secara online, bahkan dari pinjol ilegal dengan bunga yang tinggi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, GajiGesa meluncurkan layanan upah lebih awal bernama Earned Wage Access (EWA).
Layanan tersebut memungkinkan pekerja menarik gaji yang diperoleh sesuai permintaan dan lebih cepat dari siklus pembayaran tradisional akhir bulan. Solusi ini juga memungkinkan perusahaan mitra mengelola tenaga kerja dan arus kas.
"Melalui solusi ini, banyak manfaat bagi pekerja," kata Vidit.
Berdasarkan survei GajiGesa tahun lalu, layanan dari GajiGesa telah membuat lebih dari 80% karyawan berhenti menggunakan pemberi pinjaman informal untuk kebutuhan jangka pendek.