Gojek Jawab Driver Taksi Online Demo Minta BlueBird Keluar dari GoCar
Ribuan pengemudi taksi online demo di kantor Gojek pada Senin (12/9). Mereka menuntut lima hal, salah satunya ingin BlueBird keluar dari fitur GoCar.
Vice President Corporate Affairs Gojek Teuku Parvinanda tidak secara spesifik menanggapi tuntutan mengenai BlueBird. Secara keseluruhan, ia meminta mitra pengemudi aktif Gojek menyampaikan aspirasi melalui berbagai wadah komunikasi formal.
“Salah satunya Kopdar Mitra Gojek dan berbagai platform komunikasi lainnya,” kata Teuku dalam keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Rabu (14/9).
Mereka dapat menyampaikan aspirasi, berbagi pengalaman, memberi masukan, serta berinteraksi dengan sesama mitra dan manajemen melalui kopdar.
“Wadah komunikasi ini digunakan Gojek untuk berkomunikasi dengan baik dan damai,” kata Teuku. “Termasuk untuk membahas aspirasi yang disampaikan dalam aksi demonstrasi pada Senin (12/9).”
Gojek juga mengimbau massa yang demo untuk dapat berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi secara kondusif. “Serta menjunjung tinggi protokol kesehatan mengingat kita masih berada di tengah situasi pandemi,” ujarnya.
Sedangkan lima tuntutan mitra pengemudi taksi online sebagai berikut:
- Penyesuaian tarif mengikuti kenaikan harga BBM
- Memisahkan pesanan Go-Car Gojek dengan BlueBird
- Setop penerimaan mitra pengemudi taksi online yang baru
- Menurunkan potongan komisi dari posisi saat ini 20%
- Menghilangkan biaya pemesanan yang berpotensi menurunkan jumlah pesanan
Mitra pengemudi Gocar Gojek Rafail Tobianto (42 tahun) bercerita, dahulu, pengemudi taksi odnline GoCar menjadi prioritas jika ada order di aplikasi Gojek. "Kalau tidak ada yang mau, baru ditawarkan ke BlueBird," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (13/9).
Namun saat ini, menurutnya sistem GoCar tidak jelas. "Misalnya, ada order di suatu wilayah yang ada pengemudi GoCar, tapi masuk ke BlueBird," ujar dia.
Ia berpikir demikian karena beberapa penumpang memilih GoCar ketimbang BlueBird, karena tarifnya tidak tetap. Namun sepengetahuannya, banyak pesanan yang masuk ke BlueBird.
Sedangkan menurutnya, BlueBird sudah mendapatkan keuntungan karena berpelat kuning. Hal ini memungkinkan mereka tidak terkena dampak aturan ganjil – genap.
Belum lagi, "sekarang orderan semakin seret, terutama karena Covid," katanya.
Berdasarkan surat pertanyaan saat demo di kantor Gojek pada Senin (12/9), pengemudi taksi online mengatakan bahwa masuknya BlueBird di fitur GoCar berimbas pada penurunan order.
Layanan BlueBird masuk aplikasi Gojek pada awal 2020. Saat itu, decacorn ini membeli saham BlueBird Rp 3.800 per lembar dan menjadi pemegang saham minoritas.
Konsumen Gojek Cynthia (23 tahun) misalnya, lebih sering memesan GoCar namun mendapatkan BlueBird. "Frekuensinya mungkin enam per 10," katanya kepada Katadata.co.id.
Sering juga ia memesan GoCar saat pulang dan pergi, namun mendapatkan GoBlueBird.
Alasan ia memilih GoCar karena beberapa hal, seperti AC, kursi mobil, ada tisu dan pembersih tangan, serta sekat terutama saat pandemi corona.
Selain itu, ia memilih GoCar karena kaca taksi BlueBird transparan. “Orang-orang di jalan akan melihat dan mengetahui apa yang sedang dilakukan dan dibawa," katanya.
Hal senada disampaikan oleh Sesilia (26 tahun). “Sudah terbiasa menggunakan GoCar," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (13/9).
Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019 - kuartal II 2020 mencatat, Grab dan Gojek menjadi layanan aplikasi transportasi online yang paling sering digunakan oleh masyarakat.
Sebanyak 21,3% responden mengaku sering menggunakan aplikasi Grab untuk bepergian. Sementara, 19,4% responden mengaku kerap menggunakan aplikasi Gojek saat hendak bepergian.