Banyak Startup Sayuran Tutup, Blibli: Konsumen Ingin Untung Terus

Lenny Septiani
22 Juni 2023, 14:24
e-groceries, startup tutup, startup bangkrut,
Economic Times
e-grocery

Setidaknya ada lima dari hampir 20 startup tutup sejak ada pandemi corona, bergerak di bidang penyedia bahan pokok seperti sayuran. Selain itu, dua startup sejenis menyatakan bangkrut.

elima startup penyedia bahan pokok yang menutup layanan ataupun lini bisnis tertentu sejak ada pandemi corona yakni:

  1. Startup penyedia sayur dan bahan pokok Brambang tutup dan berganti model bisnis
  2. Startup penyedia sayur dan bahan pokok Sayurbox menutup toko offline dan bisnis di dua lokasi
  3. Startup penyedia sayur dan bahan pokok Tanihub menutup layanan business to consumer (B2C)
  4. Startup penyedia sayur dan bahan pokok HappyFresh sempat tutup, namun beroperasi kembali setelah mendapatkan pendanaan
  5. Startup quick commerce atau belanja kilat Bananas menutup operasional dan berencana pivot

Sementara itu, dua startup sejenis yang menyatakan bangkrut yakni:

  1. Stoqo
  2. Tumbasin

EVP of Consumer Goods and Lifestyle PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli Fransisca Krisantia Nugraha menilai penyebab banyak startup e-groceries yang tutup atau bangkrut, karena konsumen ingin terus diuntungkan.

"Ogah rugi. Ingin maksimal," kata Fransisca dalam acara Blibli Media Perspective Discussion tentang e-groceries di Jakarta, Kamis (22/6).

Padahal margin untung dari startup e-groceries sangat tipis.

Selain konsumen yang sensitif dengan harga dan promosi, startup e-groceries harus menyediakan ongkos pengiriman. Menurutnya, bakar uang untuk memberikan gratis ongkos kirim ini menjadi salah satu faktor terbesar dalam bisnis e-groceries.

"Kalau sedang ada promosi gratis ongkir, aplikasi diunduh dan berbelanja terus,” kata dia. “Saat gratis ongkir dicabut, aplikasi dihapus dan pindah ke platform lain.”

"Itu kebiasaan yang sangat-sangat biasa di pasar Indonesia," Fransisca menambahkan.

Riset Nielsen pun menunjukkan, promosi menjadi faktor utama konsumen di Indonesia bertransaksi di e-commerce. Hal ini sejalan dengan laporan survei Populix yang bertajuk Indonesia Shopper Behavior on Promotion Week in the Face of Economic Uncertainty 2023, yang dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Untuk mendorong efisiensi, startup e-groceries harus mengelola warehouse sendiri. Ini membutuhkan biaya yang besar.

Menurutnya, Blibli bisa menyiasati besarnya biaya di bisnis e-groceries, karena diversifikasi produk. E-commerce bernuansa biru muda ini memiliki ekosistem yang luas.

Warehouse Blibli tidak hanya mengoperasikan Bliblimart, tetapi juga bisnis lain seperti layanan pariwisata Tiket.com, Ranchmarket, elektronik hingga produk lifestyle seperti fashion.

“Kami bisa berbagi biaya supaya lebih optimal supaya bisnis bisa tumbuh berkelanjutan," ujarnya.

Startup e-groceries yang hanya berfokus pada satu kategori, menurutnya akan sulit menjaga rasio keuangan untuk tetap sehat. “Sebab, kebiasaan konsumen memang ingin mencari untung,” katanya.

Ia pun mencontohkan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam berbelanja online, yakni ingin gratis ongkir.

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...