Grab dan OVO Sebut Ciptakan 1 Juta Lapangan Kerja Baru
Grab dan OVO mencatatkan lebih dari 500 ribu pelaku UMKM baru yang bergabung dalam setahun terakhir. Hal ini kemudian menciptakan satu juta lapangan kerja baru.
Salah satu mitra yakni pemilik toko Ayam Bakar dan Soto Betawi Bu Titin yakni Titin Juherni dan Adi Nugraha misalnya, memulai bisnis pada 2018. Kemudian bergabung dengan Grab pada 2020.
“Omzet kami meningkat signifikan. Saat ini, kami memiliki puluhan karyawan di empat cabang di Cibubur, Pasar Rebo, Condet, dan Cilandak,” kata Titin dan Adi dalam keterangan pers, akhir pekan lalu (6/8).
“Selain melayani order online, pelanggan yang datang langsung ke outlet makin dimudahkan dengan pembayaran pakai QRIS dan OVO. Sekarang, hampir 90% transaksi pembelian langsung sudah digital,” ujar keduanya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, sekitar 22 juta lebih UMKM yang sudah onboarding atau beralih ke platform digital. Jumlahnya ditarget mencapai 24 juta pada akhir tahun ini.
“UMKM memiliki posisi dan peran strategis dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi ke Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia 61%. Selain itu, menyerap tenaga kerja 97%,” kata Teten.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyatakan akan terus mendukung upaya pemerintah mencapai target digitalisasi 30 juta UMKM pada 2024. Caranya, melalui program pelatihan digital di aplikasi Grab Merchant dan portal informasi satu pintu melalui akun Instagram @GrabMerchantID.
“Ribuan pedagang pasar bergabung dengan Grab melalui GrabMart Pasar di 26 kota di seluruh Indonesia,” kata Neneng
Grab hadir di lebih dari 500 kota di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Decacorn yang berbasis di negeri jiran ini menyediakan layanan pesan-antar makanan dan barang kebutuhan harian, mengirim paket, memesan tumpangan atau taksi hingga pembayaran.
Sementara OVO menggaet lebih dari 1,5 juta mitra penjual yang menyediakan QRIS di 600 lebih kota dan kabupaten.