East Ventures Suntik Startup Genomik Hewan Moosa Genetics

Lenny Septiani
23 Oktober 2023, 17:28
Moosa Genetics, startup genomik hewan dan teknologi, menerima pendanaan yang dipimpin oleh East Ventures dan diikuti oleh beberapa angel investors.
East Ventures
Moosa Genetics, startup genomik hewan dan teknologi, menerima pendanaan yang dipimpin oleh East Ventures dan diikuti oleh beberapa angel investors.

Startup genomik hewan dan bioteknologi di Indonesia, Moosa Genetics, meraih pendanaan yang dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari beberapa angel investor. Pendanaan ini akan dialokasikan untuk membangun laboratorium, tim, pemasaran, dan kemitraan daging wagyu untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Namun, perusahaan tidak mengungkapkan berapa jumlah dana yang diraih. Chairman dan Co-Founder Moosa Genetics sekaligus Ketua Umum Asosiasi Genomik Indonesia Dr. Ivan R Sini, PhD mengatakan investasi ini memvalidasi visi perusahaan untuk memajukan industri peternakan di Indonesia. 

“Kami percaya bahwa Moosa Genetics berada di garis depan dalam membuka peluang peternakan sapi lokal,” kata Ivan dalam keterangan pers, Senin (23/10).

Melalui teknologi reproduksi dan molekuler hewan modern, startup ini memungkinkan memproduksi kualitas daging lebih baik namun dengan harga yang lebih rendah. Alhasil, teknologi ini bisa memberikan manfaat besar bagi industri dan konsumen. “Kami berharap dapat menghadirkan lebih banyak antusiasme di bidang ini di masa depan,” ujarnya. 

Industri peternakan sapi di Indonesia dinilai sangat terfragmentasi. Sekitar 80% didominasi oleh peternak skala kecil. Sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa, dengan Provinsi Jawa Timur menyumbang sekitar 30% dari populasi sapi di Indonesia.

Petani skala kecil seringkali memelihara sapi untuk tabungan daripada untuk pasar komersialisasi, sehingga menghambat potensi pasokan daging dalam negeri secara signifikan.

Moosa Genetics menyampaikan, sebagian besar peternak sapi juga merupakan peternak dengan keterampilan menggunakan sistem produksi yang minim, dengan input dan output rendah, dan menghadapi tantangan dalam mengembangkan bisnis peternakan. 

Hal tersebut dikarenakan terbatasnya akses keuangan dan modal, kurangnya jaminan, dan sektor keuangan tradisional yang berhati-hati dalam memberikan pinjaman karena risiko yang ada. 

Akibatnya, produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 40% permintaan daging sapi Indonesia. Ini menyebabkan ketergantungan Indonesia pada impor daging sapi, khususnya dari Australia.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...