Daftar Startup Tutup Selama 2023, Melonjak Dibanding 2022
Pada Mei, Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia atau Amvesindo Eddi Danusaputro menyampaikan ada dua faktor yang mempengaruhi startup penyedia sayuran dan sembako tutup, yakni:
- Perilaku konsumen yang sudah berubah
- Perilaku belanja di Indonesia berbeda dengan negara lain
Peluang dari pandemi Covid-19 diambil sebagai kesempatan besar oleh para pelaku startup. “Selama pandemi corona, konsumen tidak punya pilihan belanja selain berbelanja online,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, pada Mei (8/5).
Saat kasus Covid-19 di Indonesia tinggi, muncul banyak startup quick commerce. Perusahaan rintisan ini menyediakan layanan pemesanan hingga pengantaran kebutuhan pokok hitungan menit dan jam.
Hal itu menimbulkan persaingan ketat dengan pemain yang sudah mapan di pasar.
Selain itu, kini masyarakat masif berbelanja di mal. “Akibatnya, model bisnis quick commerce di Indonesia menjadi tidak berkelanjutan,” ujarnya.
Tantangan lain startup e-grocery, termasuk quick commerce yakni kesulitan menjaga kualitas dan ketersediaan produk.
“Banyak startup yang sadar bahwa ada banyak kesulitan dalam menjaga kualitas dan ketersediaan produk, apalagi dalam hal startup dengan model bisnis quick commerce,” kata Eddi.