Pesaing Gojek dan Grab, inDrive Disuntik Investor AS Rp 4,6 Triliun
Pesaing Gojek dan Grab yakni inDrive meraih pendanaan US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun. Investor ini diperoleh dari modal ventura asal Amerika General Catalyst.
Chief Financial Officer inDrive Dmitry Sedov menyampaikan, dana segar itu akan digunakan melanjutkan pertumbuhan bisnis dan inovasi sambil mempertahankan posisi keuangan yang kuat dan fleksibilitas finansial.
“Struktur keuangan ini dirancang untuk mendukung rencana kami tanpa menimbulkan risiko tambahan pada operasional,” kata Dmitry dalam keterangan pers, Kamis (14/3).
Nilai pendanaan tersebut dua kali lipat dibandingkan tahun lalu US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun. Investasi ini juga dapat diperpanjang lebih lanjut untuk satu tahun tambahan.
Dmitry menilai, hal itu semakin meningkatkan kapasitas finansial inDrive untuk meningkatkan pertumbuhan, berinvestasi dalam pengembangan produk, memperluas penawaran layanan, serta memasuki pasar baru.
inDrive mencatatkan pendapatan naik 54% secara tahunan alias year on year (yoy) pada 2023.
Pesaing Gojek dan Grab itu juga menjadi aplikasi berbagi tumpangan alias ride-hailing kedua yang paling banyak diunduh selama dua tahun berturut-turut, menurut data.ai. Selain itu, masuk dalam peringkat lima besar aplikasi perjalanan yang paling banyak diunduh.
Dengan struktur pembiayaan terbaru, Dmitry menyatakan inDrive siap untuk tumbuh lebih lanjut tahun ini. Ia menilai, dukungan keuangan strategis ini akan membantu inDrive memperluas penawaran layanan dan memperkuat kehadiran global.
“Selama bermitra dengan inDrive, kami sangat antusias untuk membantu mereka dalam meningkatkan pertumbuhan dan mempersiapkan perusahaan untuk meraih kesuksesan saat mereka memasuki pasar baru,” kata Managing Director General Catalyst Pranav Singhvi.
inDrive berbasis di Mountain View, California, Amerika Serikat. Aplikasi inDrive telah diunduh lebih dari 200 juta kali.
Pesaing Gojek dan Grab itu beroperasi di 749 kota di 46 negara.