Investor Norwegia, Swedia Suntik Startup Energi Xurya Rp 900 Miliar

Desy Setyowati
1 Juli 2024, 10:44
PLTS atap, startup Xurya
Xurya
PLTS atap buatan startup Xurya
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Investor asal Norwegia, Swedia, Singapura, dan Inggris menyuntik modal startup energi terbarukan Xurya US$ 55 juta atau sekitar Rp 900 miliar.

Para investor yang dimaksud yakni Norwegian Climate Investment Fund yang dikelola oleh Norfund, Swedfund, Clime Capital sebagai pengelola SEACEF II, British International Investment (BII), dan AC Ventures.

Xurya menjadi perusahaan energi terbarukan pertama di Indonesia yang mendapatkan pendanaan secara langsung dari Norwegian Climate Investment Fund dan Swedfund, yaitu Development Finance Institution (DFI) dari Swedia.

Startup itu juga menjadi portofolio ekuitas perdana BII di Indonesia. BII merupakan DFI dan impact investor dari Inggris.

Sementara itu, Clime Capital dan AC Ventures  pernah memberikan pendanaan untuk Xurya pada putaran sebelumnya. Total pendanaan yang diperoleh oleh startup Xurta US$ 88 juta atau Rp 1,5 triliun.

Xurya adalah perusahaan Indonesia pertama yang menawarkan skema sewa Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS atap tanpa biaya awal di Indonesia. Startup ini mengadopsi internet of things atau IoT untuk pengoperasian PLTS dari jarak jauh, dan machine learning

Managing Director Xurya Eka Himawan menjelaskan, dana segar tersebut akan digunakan untuk terus menghasilkan inovasi dalam mendukung transisi energi nasional yang berkelanjutan. “Selain itu, kami berambisi untuk menjadi perusahaan kelas dunia dalam beberapa tahun mendatang,” ujar dia dalam keterangan pers, Senin (1/7).

Ia menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Untuk mengatasi risiko ini, Pemerintah Indonesia menyusun peta jalan atau roadmap untuk merealisasikan target net zero emission alias NZE sebelum 2060, termasuk peningkatan porsi energi terbarukan seperti PLTS.

SVP Renewable Energy Norfund Anders Blom menambahkan, perusahaan antusias mendapatkan kesempatan untuk memimpin putaran investasi di Xurya.

“Kami memobilisasi modal swasta dan publik ke dalam perusahaan yang berkontribusi vital terhadap transisi energi di Indonesia. Investasi ini selaras dengan misi Climate Investment Fund, yaitu pengurangan emisi gas rumah kaca melalui investasi dalam sektor energi terbarukan di negara berkembang,” ujar Anders.

Sementara itu, Investment Director Energy & Climate Swedfund Gunilla Nilsson menyampaikan, perusahaan memiliki misi bersama untuk memerangi perubahan iklim di negara dengan emisi karbon tinggi.

“Dengan fokus pada pengukuran dampak sosial dan lingkungan, kami harap dapat berkontribusi aktif bagi masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan,” kata dia.

Lalu, Chief Executive Officer Clime Capital Mason Wallick menambahkan, perusahaan telah berinvestasi di Xurya sejak 2020. “Investasi pertama kami dilakukan setelah peluncuran Clime Capital di tengah pelbagai pembatasan akibat Covid-19,” katanya.

Investasi lanjutan itu, menurut dia menjadi bukti efektivitas model kerja Clime Capital yang memberikan modal tahap awal ke perusahaan energi ramah lingkungan dalam mempercepat pertumbuhan.

Managing Director and Head of Asia BII Srini Nagarajan mengatakan, sebagai DFI dari Inggris, investasi itu merupakan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan untuk memperkuat kemitraan dengan Indonesia dalam mendorong ekonomi hijau.

Sementara itu, Managing Partner at AC Ventures Helen Wong menegaskan, urgensi untuk bertindak menghadapi perubahan iklim sudah jelas, terutama di Asia Tenggara. Hal ini terlihat dari besarnya investasi kepada Xurya.

Xurya didirikan pada 2018 dengan visi mengatasi tantangan para pelaku bisnis dalam mengadopsi energi terbarukan, yaitu biaya pemasangan awal yang tinggi. Startup ini memberikan solusi berupa model sewa PLTS atap tanpa biaya awal bagi para pelaku bisnis agar dapat beralih ke energi terbarukan dengan mudah.

Pada 2022, Xurya mendapatkan pendanaan US$ 33 juta dari East Ventures, Mitsui & Co. (Mitsui), Saratoga, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Schneider Electric, dan New Energy Nexus. GoTo Ventures (d/h Tokopedia) juga termasuk sebagai investor tahap awal Xurya.

Xurya telah memiliki lebih dari 170 PLTS yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. PLTS Xurya berkontribusi dalam menghindari emisi karbon 152 ribu ton CO2 per tahun dan menghasilkan lebih dari 1.600 lapangan kerja hijau.

Dengan tambahan investasi kali ini, Xurya diproyeksikan dapat meningkatkan kontribusi dalam penghindaran emisi karbon 370 ribu ton CO2 per tahun.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...