Grab soal Potongan Driver Ojol 30%: Tidak Dipakai untuk Diskon Konsumen
Pengemudi ojek online atau ojol mengeluhkan potongan aplikator bisa mencapai 30%, di atas ketentuan Kementerian Perhubungan alias Kemenhub 20%. Bagaimana respons Grab?
Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy menyampaikan perusahaan menerapkan besaran biaya layanan sesuai dengan regulasi Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 1001 Tahun 2022 mengenai Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.
Biaya layanan tersebut merupakan bentuk bagi hasil antara Grab dan mitra pengemudi ojek online atau ojol dalam menyediakan layanan transportasi bagi konsumen. Sebagian dari biaya ini dikembalikan untuk menunjang kebutuhan dan membantu pengembangan kapasitas driver melalui berbagai inisiatif, sebagai berikut:
- Dukungan operasional, seperti:
- Layanan Pengaduan GrabSupport 24/7
- Tim Cepat Tanggap Kecelakaan 24/7
- Pusat Edukasi GrabAcademy
- Grab Driver Lounge
- Grab Driver Center
- Grab Excellence Center
- Biaya transaksi non-tunai
- Program strategis untuk pengembangan kapasitas Mitra Pengemudi seperti:
- GrabBenefits
- Program Beasiswa GrabScholar
- Apresiasi Dana Abadi
- Insentif
- Program Kelas Terus Usaha
- Asuransi kecelakaan untuk melindungi Mitra Pengemudi
“Kami menjamin Grab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan mitra pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen,” kata Tirza dalam keterangan pers kepada Katadata.co.id, Kamis (16/1).
"Seluruh biaya promosi yang Grab gunakan berasal dari perusahaan dan dirancang untuk membantu meningkatkan permintaan dari konsumen, yang pada akhirnya diharapkan dapat memengaruhi pendapatan para mitra pengemudi secara positif," Tirza menambahkan.
Pengemudi ojol Grab Ardan Fahri, 32 tahun merasa potongan mencapai 30% terutama saat ada promosi maupun saat pesanan yang masuk banyak.
Ia mencontohkan konsumen membayar Rp 16 ribu, namun yang ia terima hanya Rp 12 ribu. Itu artinya, pengemudi ojol dikenakan potongan 25%.
“Potongan bisa lebih besar jika nominal pesanan besar atau di atas Rp 20 ribu,” kata Ardan kepada Katadata.co.id, Kamis (16/1).
Di satu sisi, akun pengemudi ojek online memengaruhi banyak tidaknya order yang masuk. Pengemudi ojol yang baru bergabung atau memiliki peringkat yang rendah, biasanya mendapatkan lebih sedikit pesanan.
“Saya bergabung menjadi ojol pada 2022, ketika ramai PHK. Dalam sehari bisa mendapatkan Rp 100 ribu – Rp 200 ribu,” kata dia.
Pengemudi ojol Gojek Rifaldi Sulaeman, 42 tahun misalnya, jika menghitung perbedaan penghasilan yang didapat dengan yang dibayarkan oleh konsumen, potongan bisa mencapai 30%.
“Potongan sebenarnya 20%. Akan tetapi, terkadang sampai 30%. Saya tidak paham hitung-hitungannya,” kata Rifaldi kepada Katadata.co.id, Rabu (15/1). “Saat ada promosi tertentu, terasa potongannya lebih besar.”
Ia mencatat potongan bisa lebih dari 20% saat ada konsumen menggunakan promosi atau libur panjang karena hari besar. “Sesekali bisa sampai 30%,” ujar Pria yang menjadi pengemudi ojol sejak 2018 itu.
Pendapatannya sebagai pengemudi ojek online atau ojol bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu per hari. “Pernah juga kurang dari Rp 50 ribu per hari,” katanya. “Kalau order sedang sepi dan konsumen memakai promosi, potongannya berat sekali.”