Tahun Depan, Huawei Fokus Kembangkan Sistem Operasi Pengganti Android
Raksasa teknologi Tiongkok, Huawei berencana mengembangkan lebih banyak produk pada sistem operasi atau OS Harmony, ketimbang produk ponsel, tablet, atau komputer pada tahun depan. Ini merupakan salah satu strategi Huawei dalam menghadapi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Huawei meluncurkan OS Harmony pada Agustus tahun ini. Peluncuran OS Harmony dianggap sebagai alternatif dari Android Google yang terdampak pembatasan dagang Amerika Serikat. AS memotong akses teknologi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaannya pada Huawei.
Layar pintar atau produk televisi yang terhubung merupakan produk pertama Huawei menggunakan OS Harmony. Di Tiongkok, Harmony disebut Hongmeng.
(Baca: Tiongkok Bakal Larang Penggunaan Teknologi Asing di Kantor Pemerintah)
Dikutip dari Reuters, President of The Huawei Consumer Business Group's Software Division Wang Chenglu pada Senin (9/12) mengatakan bahwa pihaknya akan tetap menggunakan Android untuk smartphone pada tahun depan. Namun, secara bertahap, pihaknya akan meluncurkan OS Harmony pada perangkat lain, seperti jam tangan pintar, speaker, dan gawai realitas virtual.
Huawei menjadi pusat ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok sejak Mei lalu. Ketika itu Presiden Amerika Donald Trump menempatkan perusahaan ini ke dalam daftar entitas yang secara efektif melarang pemasok Amerika untuk menjual perangkatnya kepada mereka.
(Baca: Microsoft Kembali Dapat Izin Jual Perangkat Lunak ke Huawei)
Meski terseret perang dagang, Raksasa Teknologi ini mencatat pendapatannya justru naik 24,4% secara tahunan menjadi 610,8 miliar yen atau sekitar Rp 1.220 triliun pada Kuartal III 2019. Laba bersih juga meningkat 8,7%.
Huawei mengklaim telah memperluas pasar ke lebih dari 700 kota di dunia. Sebanyak 228 perusahaan yang menjadi mitra Huawei, masuk dalam jajaran Fortune Global 500. Lalu, 58 perusahaan lainnya termasuk di jajaran Fortune Global 100.