Facebook Luncurkan Fitur Untuk Menggelar Acara Online Berbayar
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Facebook Inc., meluncurkan fitur yang bisa digunakan pengguna untuk memonetisasi atau menghasilkan uang dari acara daring berbayar. Fitur ini telah tersedia di AS dan 19 negara lainnya.
Adapun 19 negara tersebut yaitu Australia, Belgia, Brazil, Kanada, Republik Ceko, Perancis, Jerman, Hungaria, India, Itala, Meksiko, Belanda, Norwegia, Polandia, Singapura, Spanyol, Swedia, Ukraina, dan Inggris Raya.
Head of Facebook App, Fidji Simo mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19, berbagai kegiatan yang digelar secara daring mengalami lonjakan. Bahkan, pada Juni tahun ini, siaran langsung di halaman Facebook naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama 2019.
"Orang-orang lebih mengandalkan video secara langsung dan pengalaman interaktif ketika mereka tidak dapat berkumpul secara fisik," katanya dikutip dari TechCrunch pada Sabtu (15/8).
Dengan fitur ini, pemilik halaman di Facebook bisa menggelar acara sekaligus mendapatkan uang dari penayangan acara tersebut. Facebook pun menambah fitur yang memungkinkan perusahaan pemilik halaman bisa menggelar acara daring berbayar.
Untuk acara yang relatif besar, pemilik halaman bisa menggunakan Facebook Live, sementara untuk acara yang relatif tidak terlalu besar bisa memanfaatkan Messenger Rooms.
Pada dua platform ini pemilik halaman Facebook bisa menetapkan harga, mempromosikan acara, mengumpulkan pembayaran, termasuk menggelar acara dalam satu tempat.
Facebook melakuan uji coba acara daring berbayar itu melalui acara bincang-bincang, trivia, rekaman podcast, pertandingan tinju, kelas memasak, temu sapa, hingga kelas kebugaran.
Pembayaran untuk acara daring itu dibantu oleh aplikasi Facebook Pay. Perusahaan mengaku tidak mengenakan biaya pada pemilik halaman Facebook, setidaknya hingga tahun depan.
"Untuk transaksi di web dan di Android di negara tempat kami meluncurkan Facebook Pay, bisnis kecil bisa menyimpan 100% pendapatan yang mereka hasilkan dari acara online berbayar," kata Simo.
Namun, Facebook masih terkendala monetisasi bagi pengguna iOS. Facebook mengatakan Apple menolak untuk membebaskan biaya App Store standar atau izin penggunaan sistem pembayaran di aplikasi.
"Kami meminta Apple untuk mengurangi pajak App Store sebesar 30% atau mengizinkan kami menawarkan Facebook Pay sehingga kami dapat menanggung semua biaya untuk bisnis yang berjuang selama Covid-19," kata Simo.
Namun, Apple menolak permintaan itu dan pemilik halaman tidak akan mendapatkan monetisasi 100%, namun hanya 70% di iOS.