Tiongkok Denda 11 Perusahaan soal Monopoli, termasuk TikTok & Tencent
Pemerintah Tiongkok mendenda 11 perusahaan, termasuk raksasa teknologi Tencent dan induk TikTok, ByteDance pada Jumat (30/4) waktu setempat. Mereka dinilai melanggar aturan monopoli, terutama terkait akuisisi dan usaha patungan.
Hukuman itu diberikan beberapa minggu setelah Alibaba didenda US$ 2,78 miliar atau sekitar Rp 40,9 triliun oleh pengawas pasar Tiongkok. Ini karena raksasa e-commerce itu dianggap menyalahgunakan dominasi pasar.
Tencent, Baidu, dan ByteDance didenda karena diduga melanggar aturan monopoli. Tencent misalnya, dinilai gagal melaporkan akuisisi terhadap perusahaan layanan otomotif Shanghai Lantu Information Technology.
Lalu, Didi Intelligent Transportation Technology didenda karena tidak mendeklarasikan usaha patungan. Sedangkan Suning Rundong Equity Investment Management dihukum terkait akuisisi.
“Perusahaan-perusahaan itu masing-masing didenda 500.000 yuan per kasus,” kata Administrasi Negara bidang Peraturan Pasar, dikutip dari Straits Times, Sabtu (1/5).
Namun, dua sumber Reuters mengatakan bahwa regulator menyiapkan denda besar untuk Tencent. Pengembang gim PUBG ini diperkirakan didenda setidaknya 10 miliar yuan (US$ 1,54 miliar).
“Itu cukup signifikan untuk Administrasi Negara Peraturan Pasar (SAMR). Ini untuk memberikan contoh (kepada perusahaan teknologi lain),” kata kedua sumber, dikutip dari Reuters.
Meski begitu, salah satu sumber menyampaikan bahwa target terbesar Beijing yakni Alibaba. “Tetapi, tidak mungkin untuk tak menghukum Tencent sekarang karena kampanye sedang berlangsung," kata salah satu sumber.
Dalam beberapa bulan terakhir, regulator meningkatkan pengawasan, terutama terhadap perusahaan teknologi di Negeri Panda. Pemerintah bahkan meminta para pemimpin industri untuk memperbaiki perilaku anti-persaingan.
Beijing telah menyatakan keprihatinannya atas jangkauan perusahaan swasta ke dalam keuangan sehari-hari masyarakat. Regulator keuangan pun memanggil korporasi di bidang fintech minggu ini, untuk memperingatkan mereka terkait persaingan tidak sehat.
Pengawas pasar Tiongkok mengatakan telah mengidentifikasi sembilan kasus pelanggaran peraturan anti-monopoli. “Perusahaan menciptakan konsentrasi yang melanggar hukum dari operasi bisnis,” kata regulator.
Tetapi regulator mengklaim, pelanggaran tidak menghilangkan atau membatasi persaingan.