Kominfo Selidiki Dugaan Kebocoran Data 1,3 Juta Pengguna eHAC

Fahmi Ahmad Burhan
1 September 2021, 10:26
ehac, data ehac bocor, kominfo
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data

Keduanya menemukan adanya pelanggaran data program eHAC Indonesia untuk mengatasi penyebaran pandemi. Pengembang aplikasi dinilai gagal menjaga privasi data pengguna.

Kebocoran data itu terjadi pada seluruh infrastruktur eHAC, termasuk catatan pribadi dari rumah sakit dan pejabat Indonesia yang menggunakan aplikasi. Beberapa data yang bocor antara lain alamat, jenis tes Covid-19, ID rumah sakit, hasil tes, serta dokumen eHAC.

Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan bahwa data terkait kesehatan, seperti di aplikasi eHAC sangat penting. "Kalau ada peretas, mereka bisa melakukan tindakan kejahatan dengan mudah," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (31/8). 

Peretas bisa mengubah data hasil kesehatan, seperti tes Covid-19. "Itu akan menyebabkan kekacauan yang potensial terjadi pada pandemi corona ini," katanya.

Selain itu, penyimpanan data eHAC yang tidak aman membuat nama Indonesia tercoreng. Sebab, sebelumnya pemerintah mewajibkan orang asing yang masuk ke Indonesia mengunduh aplikasi eHAC.

Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha sepakat, kelengahan pengembang aplikasi eHAC akan mengakibatkan pengguna menjadi target profiling dan penipuan. "Pelaku akan menggunakan modus baru, seperti telemedicine palsu maupun semacamnya," katanya.

Pemerintah juga akan terkena dampak, karena dianggap tidak mampu menjaga data kesehatan masyarakat. Imbasnya, ketidakpercayaan warga terhadap proses penanggulangan Covid-19 dan usaha vaksinasi meningkat.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...