Usaha Patungan Gojek dan TBS Gaet Perusahaan Teknologi Baterai Taiwan
Usaha patungan Gojek dan PT TBS Energi Utama Tbk, Electrum, menggandeng perusahaan teknologi baterai swap asal Taiwan, Gogoro. Langkah ini untuk mengejar target Gojek mentransmisikan 100% kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV) roda dua hingga 2030.
Electrum dan Gogoro telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU yang diumumkan hari ini. Nota kesepahaman itu terkait dengan dukungan kedua belah pihak atas mobilitas perkotaan di Indonesia secara berkelanjutan.
Direktur Utama Electrum yang juga menjabat Wakil Direktur Utama TBS Pandu Sjahrir mengatakan, melalui nota kesepahaman itu, Electrum dan Gogoro akan bekerja sama memperkuat pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia khususnya pada kendaraan roda dua. Selain itu, Gogoro akan membantu Electrum dalam mengembangkan solusi baterai yang efisien.
"Kerja sama ini untuk mewujudkan tujuan ambisius kami yang memerlukan penerapan teknologi dan proses bertaraf dunia," kata Pandu dalam siaran pers, Jumat (21/1).
Electrum berencana membangun ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir di Indonesia. Hasil pengembangan kendaraan listrik itu nantinya akan diaplikasikan terhadap sejumlah layanan Gojek, seperti pesan-antar makanan GoFood hingga pengiriman barang atau GoSend.
Sedangkan, bagi Gogoro, kerja sama itu merupakan kesempatan dalam memperkenalkan teknologi baterai swap ke pasar Indonesia. "Kami bersemangat untuk memperluas kemitraan ini bersama Electrum. Kami juga akan bekerja dengan pemerintah Indonesia untuk menerapkan teknologi dan model bisnis kami yang telah teruji," kata CEO dan Chairman of the Board of Gogoro Horace Luke.
Teknologi baterai swap memungkinkan pengguna kendaraan listrik menukar baterai dengan yang penuh pada saat kondisi daya akan habis. Dengan teknologi itu, pengguna kendaraan listrik tidak perlu terlebih dahulu mengisi baterai yang memakan durasi.
Hingga saat ini, Gogoro telah mengalami pertumbuhan bisnis yang pesat dengan berbagai uji coba baterai swap di Taiwan. Gogoro telah memiliki lebih dari 450.000 pengendara, lebih dari 10.000 stasiun pertukaran baterai di 2.300 lokasi, dan memproduksi lebih dari 250 juta baterai swap.
Selain itu, kerja sama Electrum dan Gogoro merupakan kelanjutan kerja sama yang telah dilakukan Gojek tahun lalu. "Kami antusias dalam memperkuat kolaborasi yang telah berjalan ini. Kerja sama Electrum dan Gogoro ini untuk mencari cara baru menjadikan sebagai gaya hidup sehari-hari di Indonesia," kata Direktur Electrum dan CEO Gojek Kevin Aluwi.
Pada tahun lalu, Gojek dan Gogoro memang telah menjalin kemitraan strategis dalam pelaksanaan uji coba sepeda motor listrik dan baterai swap di Jakarta. Kemitraan itu mencakup dua pola kerja sama. Pertama, investasi induk Gojek, GoTo Group di Gogoro melalui skema Private Investment in Public Equity (PIPE).
Kedua, kerja sama Gojek dan Gogoro dalam mengembangkan percontohan baterai swap pada kendaraan listrik. Keduanya menggandeng perusahaan berpelat merah, Pertamina.
Gojek memang sedang gencar mengembangkan teknologi kendaraan listrik. Pengembangan kendaraan listrik dilakukan sebagai komitmen untuk nol emisi pada 2030.
Gojek menargetkan, semua mitra pengemudi roda dua mereka 100% menggunakan kendaraan listrik pada 2030.
Selain pengembangan kendaraan listrik, Gojek membuat layanan GoTransit untuk mendukung nol emisi 2030. GoTransits merupakan solusi mobilitas yang membantu pengguna menentukan rute perjalanan. Melalui layanan itu, decacorn mengintegrasikan layanan dengan transportasi lain.
Selain itu, Gojek membuat fitur hitung emisi karbon yakni GoGreener Carbon Offset dengan menggaet startup Jejak.in. Melalui fitur ini, pengguna bisa menghitung jumlah emisi karbon sehari-hari dan mengonversinya dengan menanam pohon.