Digitalisasi dan Upaya Perempuan Perdesaan Berdaya Saing
Peluang inilah yang harus direbut oleh para pengusaha UMKM perempuan. Ada banyak sekali cerita soal pengusaha UMKM perempuan yang sukses membesarkan bisnis lewat lokapasar. Semua kisah itu membuktikan, pengusaha perempuan punya kemampuan. Tak kalah dengan pengusaha laki-laki, asal mendapatkan kesempatan yang sama.
“Sebetulnya, biasanya perempuanlah yang paling gigih. Di bidang UMKM, banyak memang yang dikelola perempuan tetapi hanya 24 persen yang terjangkau fasilitas pemerintah,” ucap Chandra.
Digitalisasi dan Pandemi
Pandemi dan resesi menjadi ujian berat bagi semua orang dan semua pengusaha. Survei oleh Katadata Insight Center terhadap UMKM pada dua minggu pertama Juni 2020 di wilayah Jakarta dan sekitarnya menunjukkan sebanyak 95,6 persen UMKM mengaku mengalami penurunan penjualan, bahkan 63,9 persen di antaranya menyatakan omzetnya turun lebih dari 30 persen.
Untuk bertahan hidup, lebih dari separuh pemilik UMKM mengatakan terpaksa mengurangi jumlah karyawan. Tahun 2020 lalu memang masa-masa paling sulit bagi sebagian besar perusahaan. Hasil survei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2020 menunjukkan, 68 persen usaha kecil dan menengah masih terus mengalami penurunan penjualan.
Chandra menekankan, dalam menghadapi dinamika dan tantangan yang ada maka para perempuan pengusaha, khususnya di pedesaan dan pedalaman, tidak sekadar membutuhkan akses. Melainkan pula kebijakan yang benar-benar berpihak kepada praktik bisnis yang berkomitmen merawat keanekaragaman hayati.
Sebagai catatan, Indonesia memiliki lebih dari 65 juta unit UMKM yang berkontribusi terhadap 61 persen perekonomian nasional. Sekitar 64 persen pelaku UMKM Indonesia adalah perempuan.