FC Barcelona Rambah Metaverse Demi Incar Sumber Pendapatan Baru
Klub sepak bola asal Spanyol, FC Barcelona akan meluncurkan dunia virtual atau metaverse-nya sendiri. FC Barcelona juga akan meluncurkan mata uang kripto atau cryptocurrency dan NFT alias non-fungible token sebagai bagian dari ekosistem metaverse-nya.
Berbicara di Mobile World Congress (MWC), Presiden Barcelona, Joan Laporta mengonfirmasi kebenaran FC Barcelona yang merambah metaverse. Ia mengatakan, masuknya salah satu klub sepak bola terbesar di dunia itu ke metaverse, untuk mencari sumber pendapatan baru bagi klub.
“Metaverse ini akan berada di bawah kendali klub. Kami mengerti bahwa kami harus melakukannya sendiri. Kami memiliki bakat yang cukup untuk mengembangkan semua ini. Dengan blockchain ada banyak peluang," katanya dikutip dari Insidesport, Selasa (8/3).
Apalagi, menurutnya FC Barcelona mempunyai banyak penggemar yang bisa terlibat dalam dunia metaverse. "Kami memiliki 300 juta penggemar di seluruh dunia, dan kami bekerja sangat keras untuk mendaftarkan semua penggemar ini. Data besar itu sangat penting," ujarnya.
Di sisi lain, Barcelona mengeksplorasi peluang metaverse untuk mendulang pendapatan baru karena kinerja keuangan mereka ada di bawah standar tahun anggaran 2020-2021.
Laporta juga mengakui bahwa Barcelona perlu melek teknologi untuk bersaing dengan klub lain. Ia memang merupakan kritikus yang blak-blakan terhadap iklim yang tidak sehat di industri sepak bola Eropa.
“Kami harus mampu mendapatkan sumber daya yang sama dengan pesaing kami. Masalahnya adalah, ketika aturannya tidak sama membuat sulit untuk bersaing dan ini alasan mengapa beberapa klub berjuang mencari dana alternatif," katanya.
Dalam dunia virtualnya, Barcelona berencana melibatkan basis penggemar secara global yang tidak bisa menginjakkan kaki di markasnya, Stadion Camp Nou untuk masuk metaverse. Barcelona juga bakal meluncurkan cryptocurrency dan NFT sendiri yang bisa digunakan di metaverse-nya.
Diketahui, metaverse merupakan generasi berikutnya dari internet. Ini adalah dunia virtual di mana manusia berinteraksi melalui avatar tiga dimensi.
Mataverse mulai marak, sejak Facebook mengenalkannya dan berupaya menjadi perusahaan metaverse. Facebook juga mengganti nama perusahaan menjadi Meta.
CEO Meta Mark Zuckerberg menggambarkan ‘perusahaan metaverse’ sebagai internet yang memungkinkan setiap orang seolah-olah hidup di dalamnya. “Alih-alih hanya melihat konten,” kata dia dikutip dari BBC, tahun lalu (24/7/2021).
Kepada The Verge, Mark menyampaikan bahwa orang-orang tidak seharusnya hidup melalui ponsel pintar (smartphone). “Itu bukan bagaimana orang dibuat untuk berinteraksi,” katanya.
Salah satu aplikasi metaverse yang akan dikembangkan oleh Facebook yakni konser 3D atau tiga dimensi. “Anda merasa hadir dengan orang lain, seolah-olah berada di tempat lain. Memiliki pengalaman berbeda yang tidak dapat dilakukan di aplikasi atau halaman web 2D, seperti menari atau berbagai jenis olahraga,” ujarnya.
Sedangkan pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan, transformasi metaverse bisa terjadi dalam dua atau tiga tahun. Ia memprediksi, pertemuan kantor di dunia virtual menjadi tren pada 2023 atau 2024.