Kominfo Buka ‘Beasiswa Digital’ Bagi Ratusan Ribu Peserta
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi meluncurkan program pelatihan talenta digital atau Digital Talent Program 2022. Program ini menyasar ratusan ribu peserta untuk mengurangi defisit pekerja dengan keahlian di bidang digital di Indonesia.
Menteri Kominfo Johnny G Plate mengatakan, kementerian menggelar dua program pelatihan talenta digital yakni Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy.
Untuk program Digital Talent Scholarship, kementerian menargetkan pelatihan bagi 200 ribu peserta. Ada sejumlah tema pelatihan seperti keamanan siber, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), mahadata (bigdata), komputasi awan (cloud) dan programming.
Kementerian juga menargetkan 550 peserta untuk Digital Leadership Academy. Peserta program ini berasal dari pimpinan publik dan swasta.
Johnny mengatakan, program pelatihan ini dibuat untuk mengentaskan defisit talenta digital di Tanah Air. "Indonesia butuh 600 ribu talenta digital tiap tahun," katanya dalam acara Grand Launching of The National Digital Talent Program, Selasa (17/5).
Indonesia mempunyai 50% tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital tingkat dasar dan menengah. Namun, kurang dari 1% dari angkatan kerja yang memiliki kemampuan tingkat lanjut.
Hal itu membuat perusahaan Tanah Air kesulitan mendapatkan talenta digital. Ini juga dialami oleh 50% CEO perusahaan di Asia Pasifik.
Diperkirakan korporasi di kawasan itu kekurangan 47 juta talenta digital pada 2030. "Kesenjangan ini harus disikapi secara serius. Apalagi Indonesia harus kompetitif di kancah global," katanya.
Padahal, Indonesia mempunyai potensi ekonomi digital yang besar. Nusantara menjadi rumah bagi 2.229 startup. Angkanya menjadi terbanyak kelima di dunia.
Valuasi ekonomi digital Indonesia ke depan juga terus meningkat, yakni US$ 124 miliar pada 2025 dan US$ 315,5 miliar pada 2030.
Masalah kesenjangan talenta digital itu pun akan dibahas dalam Forum Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20. Indonesia menjadi tuan rumah tahun ini.
Pemerintah memasukan adanya isu digital skill dan literasi digital dalam forum tersebut. "Dalam isu ini kami dorong negara G20 punya pengukuran mengenai literasi digital," ujar Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi, pada Januari (26/1).
Selain itu, ada isu tata kelola data lintas-negara atau cross border data flow dan konektivitas. Dedy mengatakan, dalam isu konektivitas DEWG Presidensi G20 tidak hanya sekadar membahas perluasan internet, tetapi juga konektivitas antar-manusia.