XL Axiata dan Link Net Lebur Produk, Incar Tambahan 40% Pelanggan Baru
Analis BRI Danareksa Niko Margaronis mengatakan, ada perbedaan antara layanan 5G dan FMC. Saat ini, kebutuhan penggunaan 5G di Indonesia belum banyak, yakni baru untuk segmen enterprise dan fixed wireless.
"FMC ini baru permulaan, sementara penetrasi fixed broadband bisa 14% juga didorong oleh double play konvergensi layanan TV dan internet. FMC ini bisa jadi double play selanjutnya yang bisa dorong penetrasi fixed broadband jadi 20%-30% ke depannya," kata Niko.
Ia juga menyoroti adanya peluang pendapatan baru operator dengan FMC. Sebab ada estimasi tambahan Rp 200 ribu untuk rerata pendapatan per pengguna atau ARPU. Di layanan mobile, ARPU antara Rp 40.000-Rp 45.000.
"Itu tambahan yang sangat besar, biaya bisa naik untuk meningkatkan ARPU, tapi tetap bisa mengarahkan pendapatan operator operator yang sekarang," lanjutnya.
Selain bisnis baru yang memberikan peluang pendapatan baru, FMC menurut Niko juga mendorong operator fokus bagaimana memberikan tawaran layanan yang lebih baik ke pelanggan sehingga ARPU pun bisa lebih sehat.